Senin, 15 September 2025

Ahli Militer Jepang: Korut Ingin Buktikan Sasaran Rudalnya untuk Amerika Serikat

Menurut Koda, rudal yang diluncurkan Jumat itu benar-benar diisikan bahan bakar full untuk melihat kemampuan jelajah ICBM tersebut secara penuh.

Editor: Dewi Agustina
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo/Repro TV Korut
Peluru kendali Korea Utara (Korut) kelas ICBM (Peluru Kendali Balistik Antarbenua) yang diluncurkan Jumat (28/7/2017) malam. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Ada beberapa hal yang membedakan antara rudal Korea Utara (Korut) yang diluncurkan 4 Juli dengan yang diluncurkan Jumat (28/7/2017), dan ternyata lebih jelas lagi ditujukan untuk Amerika Serikat (AS).

"Peluncuran rudal kelas ICBM (Peluru Kendali Balistik Antarbenua) Jumat (28/7/2017) jelas ditujukan untuk AS, kualitasnya lebih sempurna dibandingkan peluncuran 4 Juli 2017 lalu," kata ahli militer Yoichi Koda, mantan Komandan Armada Pasukan Bela Diri Jepang (SDF).

Menurut Koda, rudal yang diluncurkan Jumat itu benar-benar diisikan bahan bakar full untuk melihat kemampuan jelajah ICBM tersebut secara penuh.

"Rudal Jumat itu kelihatan diisikan kemungkinan bahan bakar full (penuh) untuk melihat kemampuan penuh rudal yang diujinya, terlihat dari keterlambatan peluncuran dibandingkan peluncuran rudal 4 Juli lalu," tambahnya.

Baca: PM Jepang Shinzo Abe Protes Keras Peluncuran Rudal Korea Utara

Itu satu perbedaan antara rudal 4 Juli dan 28 Juli 2017. Hal lain menurutnya soal bahan bakar dan kontrol roket yang dilakukan pada rudal tersebut.

"Kalau melihat empat sudut pengeluaran api dan juga bagian pusat tengah pengeluaran api pada pantat roket saat diluncurkan, kelihatan sekali perbedaan penggunaan bahan materi pembakar dalam penggunaan roket tersebut," ujar Koda.

Saat 4 Juli roket kelihatan sekali pusat energi di tengahnya dan empat sudut pembakaran mengeluarkan gas bakar roket yang tipis.

"Hal itulah yang memperlihatkan adanya perbedaan kemungkinan bahan bakar roket dan atau kontrol rudal yang semakin baik saat ini ketimbang rudal 4 Juli lalu," jelas dia.

Namun yang pasti adalah Korut ingin membuktikan rudalnya dalam pengembangan dan sasaran utama, sebagai ancaman adalah benua Amerika Serikat.

"Target mereka memang bisa mencapai jelajah 10.000 km sehingga bisa mencapai benua AS. Namun peluncuran 28 Juli lalu baru mencapai ketinggian 3.724 km, tertinggi dalam catatan sejarah peluncuran rudal Korut selama ini. Terbang selama 47 menit dan tiba sekitar 200 km sebelah barat Hokkaido. Kecepatan rudal 997 km," jelasnya.

Rudal sebelumnya yang diluncurkan 14 Mei 2017 hanya mencapai ketinggian 2.111 km dan peluncuran 4 Juli 2017 hanya mencapai 2.802 km.

Peluncuran rudal kali ini yang ke-11 kali setelah peluncuran rudal Musudan tanggal 12 Februari 2017.

Lalu mengapa rudal diluncurkan pada malam hari, tidak seperti biasanya pagi atau siang hari?

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan