Kisah Wartawan Jepang Luput dari Sasaran Penembakan Anggota Yakuza Berkat Mobil Anti Peluru
Saat itu Shinichiro Suda nyaris terkena peluru yang ditembakkan anggota yakuza ke mobil yakuza lainnya.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Menjadi seorang wartawan bukanlah hal yang mudah. Terlebih lagi jika wartawan itu ditugaskan untuk meliput peristiwa yang mengambil risiko cukup besar.
Setidaknya hal itulah yang dialami seorang wartawan senior Jepang yang meliput mafia Jepang yakuza, Shinichiro Suda dua tahun lalu.
Saat itu Shinichiro Suda nyaris terkena peluru yang ditembakkan anggota yakuza ke mobil yakuza lainnya.
"Saat mau mewawancarai bos Nakanokai Taro Nakano tahun 2015, saya dijemput orang nomor tiga dalam kelompok tersebut, Hirota dari stasiun kereta api Osaka. Di tengah jalan ditembak anggota yakuza lain yang mengendarai motor," kata Suda kelahiran Setagaya Tokyo, 26 Agustus 1961, kepada Tribunnews.com, Minggu (1/10/2017) kemarin.
Setelah sampai di tempat markas besar Nakanokai di daerah Kyoto, Suda melihat bekas tembakan pada badan mobil dan kaca mobil.
Baca: Siswa SPN Karombasan Ditemukan Meninggal di dalam Barak
"Itu kaca mobil anti peluru mungkin 5 cm tebal sekali. Untung saja pakai kaca mobil anti peluru kalau gak, mungkin saya sudah meninggalsaat itu," kata Suda.
Suda saat itu berada satu mobil dengan Hirota dan mobil bos Nakanokai itu dikawal dengan masing-masing satu mobil di depan dan di belakangnya.
"Mobil yang di belakangnya mengantisipasi dan menghadapi pengendara motor yang melakukan penembakan tersebut," kata Suda.
Penembakan kepada bos atau pimpinan yakuza memang tidak jarang terjadi seperti kasus penembakan bodyguard Yasunori Oda, bos Ninkyo Yamaguchigumi (NY) yang punya darah Korea (zainichi) tanggal 12 September 2017.
Yukihiro Kusumoto (44) sang bodyguard akhirnya meninggal karena ditembak saat menghalangi penembak yang menyasarkan pistolnya kepada Oda di mobil Velfire putih.
Risiko ini juga pernah dialami Tribunnews.com di Yokohama beberapa tahun lalu di dalam taksi ketika sopir taksi secara tak sengaja menyalip mobil anggota yakuza tersebut sehingga membuatnya marah.
Baca: Dua Korban Tewas dari Perguruan Silat Sempat Terobos Kerumunan Bonek
"Memang risiko cukup tinggi menjadi wartawan yang meliput yakuza, apalagi kalau kita sudah bersama sang bos, karena incaran penembakan pembunuhan dilakukan kepada bos yakuza," ujarnya.
Selain itu Suda juga pernah mewawancarai bos yakuza untuk sebuah acara televisi tetapi akhirnya tak jadi disiarkan karena mendapat ancaman dari anggota yakuza lain.
"Awas ya kalau sampai menyiarkan acara wawancara dengan bos itu tahu sendiri akibatnya," ancam sang anggota yakuza kepada Suda lewat teleponnya.
"Saya bingung itu kan telepon pribadi saya kok dia tahu ya. Bahkan ancaman lewat pesan tertulis juga dilakukan berulang kali," katanya.
Akhirnya wawancara dengan bos yakuza tak jadi ditayangkan di acara Sunday Project sebuah tv Jepang.
"Takut juga saya," kata Suda mengenang kisah yang terjadi dua tahun lalu.
Apalagi sempat mendapat penembakan saat mau mewawancarai bos yakuza itu. Untung terlindungi kaca anti peluru mobil yang ditumpanginya.
Info lengkap yakuza dapat dibaca di www.yakuza.in.