Rabu, 27 Agustus 2025

Perusahaan Ini Tawarkan Iklan di Langit, Coca Cola Mercedes Hingga FIFA Menghubungi

Iklan hanya akan terlihat di malam hari, tapi ini dapat dilihat dari seluruh penjuru planet ini

Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUN MEDAN/StartRocket
Perusahaan Rusia StartRocket mengumumkan rencana untuk memperkenalkan baliho iklan di langit 

Wartawan Tribun Medan Sally Siahaan

TRIBUNNEWS.COM, RUSIA   -  Perusahaan baru asal Rusia akan meluncurkan iklan papan iklan ke orbit rendah Bumi pada awal 2021.

Adanya papan memungkinkan saat melihat angkasa seseorang tidak hanya mendapati kilauan bintang, tapi Anda juga dapat melihat deretan papan iklan.

Perusahaan Rusia StartRocket mengumumkan rencana untuk memperkenalkan baliho iklan orbital yang terdiri dari kisi-kisi satelit berukuran kotak tisu yang disebut CubeSats.

Satelit kecil ini akan mengorbit 400-500 kilometer di atas Bumi dan menggunakan layar Mylar berdiameter sekitar 30 kaki untuk menangkap dan memantulkan sinar matahari, menciptakan matriks pixelated.

Iklan hanya akan terlihat di malam hari, tapi ini dapat dilihat dari seluruh penjuru planet ini.

Perusahaan ini sudah memiliki prototipe CubeSat, dan mulai menguji iklan ini pada tahun depan.

"Kami sudah mulai mendapat perintah dari iklan berbagai merek dan acara," kata pemimpin proyek StartRocket Vlad Sitnikov kepada Futurism.

Beberapa merek seperti Super Bowl, Coca Cola, Brexit, Olimpiade, Mercedes, FIFA, Supreme, dan Meksican wall dikatakan telah menghubungi mereka.

“Ekonomi adalah sistem penting dalam masyarakat. Hiburan dan periklanan adalah intinya. Kita akan hidup di luar angkasa, dan manusia akan mulai mengantarkan budayanya ke luar angkasa. Para perintis yang lebih profesional dan berpengalaman akan menjadikannya lebih baik untuk semua orang,” tambahnya.

Namun, tidak semua orang setuju dengan ide tersebut. Para ahli berpendapat bahwa spanduk iklan yang terang dapat mengganggu kemampuan untuk mempelajari langit.

Mereka juga berpendapat bahwa keberadaan grid satelit pada akhirnya akan menjadi sampah di ruang angkasa dan berpotensi mengganggu kegiatan ruang angkasa atau keselamatan penerbangan.

"Menempatkan lebih banyak satelit di sana akan menyebabkan lebih banyak peluang untuk tabrakan, dan kami tidak ingin itu terjadi," ucap John Crassidis, seorang profesor teknik mesin dan kedirgantaraan di Universitas di Buffalo, mengatakan kepada NBC News.

“Benda-benda ini akan menjadi sampah luar angkasa. Saya tidak menyukai ide ini. "

Namun, Sitnikov tampaknya tidak peduli dengan kritik yang diterima proyek perusahaannya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan