Di Jepang Ada Pendeta Buddha dari Robot Bisa Berkhotbah dan Berdoa
Rekan pendeta yang berupa manusia sungguhan pun percaya bahwa dengan kecerdasan buatan, suatu hari nanti robot ini bisa memperoleh…
Goto bersikeras bahwa Mindar bukanlah usaha tipu daya untuk meningkatkan pendapatan dari kunjungan wisatawan.
"Robot ini mengajarkan kita cara mengatasi rasa sakit," katanya. "Ia hadir di sini untuk menyelamatkan siapa pun yang mencari bantuan."
Droid yang saleh ini pun bisa menyampaikan wejangan dari Sutra Hati dalam bahasa Jepang, dengan terjemahan dalam bahasa Inggris dan Cina yang diproyeksikan ke layar untuk pengunjung asing.
"Tujuan ajaran Buddha adalah untuk meringankan penderitaan," kata Goto. "Masyarakat modern menderita berbagai jenis stres, tetapi tujuan (Buddha) tidak benar-benar berubah selama lebih dari 2.000 tahun."
Disukai orang Jepang, dikritik barat
Sebuah survei Universitas Osaka baru-baru ini menunjukkan berbagai umpan balik dari mereka yang telah berinteraksi dengan robot ini. Banyak yang merasa terkejut dengan pengalaman mereka.
"Saya merasakan kehangatan yang tidak akan Anda rasakan dari mesin biasa," kata salah seorang yang disurvei.
"Awalnya terasa agak tidak wajar, tetapi robot ini mudah diikuti," ujar seorang pengunjung kuil lainnya. "Itu membuat saya berpikir mendalam tentang hal yang benar dan salah."
Namun yang lain merasa kurang yakin, beberapa bersikeras bahwa robot itu terlalu "palsu."
"Khotbahnya terasa tidak nyaman," keluh seorang pengunjung yang datang untuk berdoa. "Ekspresi robot sepertinya terlalu direkayasa."
Kuil Kodaiji juga menghadapi kritik yang kebanyakan berasal dari orang asing karena dianggap merusak kesucian agama.
"Orang dari negara barat utamanya menjadi yang paling kesal dengan robot ini," kata Goto, menambahkan bahwa sebagian besar umpan balik positif datang dari pengunjung asal Jepang. "Bisa jadi karena pengaruh Alkitab, tetapi orang Barat membandingkannya dengan monster Frankenstein," tambahnya.
"Orang-orang Jepang tidak memiliki prasangka terhadap robot. Kami tumbuh besar dengan komik di mana robot adalah teman kami. Orang barat punya pemikiran berbeda."
Goto membantah tuduhan bahwa Kuil Kodaiji, yang baru-baru ini dikunjungi oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron, telah melakukan penistaan.
"Tentu saja sebuah mesin tidak memiliki jiwa," katanya. "Tapi keyakinan Buddha bukan tentang percaya pada Tuhan. Ini tentang mengikuti jalan Buddha, jadi tidak masalah apakah (jalan) itu diwakili oleh mesin, potongan besi atau sebuah pohon."
Kuil ini juga menegaskan bahwa dewa belas kasihan mampu mengubah dirinya sesuka hati dan robot hanyalah wujud inkarnasi terbaru.
"Kecerdasan buatan telah berkembang sedemikian rupa sehingga kami pikir logis bagi Buddha untuk berubah jadi robot," kata Goto. "Kami berharap ini bisa menyentuh hati dan pikiran orang-orang."
ae/hp (AFP)