'Ayah tiriku membunuh dua anak perempuan - sekarang saya menyelidiki berbagai pembunuhan lainnya'
Sakit hati yang dirasakan Sherele Moody mendorongnya untuk menghitung pembunuhan terhadap perempuan dan anak-anak di Australia.
Moody menemukan bahwa banyak pelaku tindak kekerasan dikenakan hukuman ringan.

Permulaan baru
Moody meminta lembaga bantuan sosial untuk memberikan dokumen pribadinya. Isinya penuh dengan cerita kekerasan, pelecehan dan penelantaran. Pengalaman pribadinya membuatnya memiliki hubungan yang erat dengan setiap cerita.
Peta pembunuhan perempuan menjadi bagian dari Kampanye Hati Merah/Red Heart Campaign, yang Moody dirikan pada tahun 2015 setelah melaporkan "banyak" cerita kekerasan rumah tangga. Kampanye yang pada mulanya adalah platform bercerita telah berubah menjadi platform untuk mencatat kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak.
Hasil kerjanya telah dilihat sebanyak 500.000 kali dalam waktu kurang dari 12 bulan.
Tetapi tidak semua orang bereaksi positif. Moody menerima ancaman pembunuhan dan perkosaan. Dan itu bukan hanya dalam bentuk trolling di internet. Pada bulan September, kudanya dibunuh - lehernya dipatahkan. Sebelumnya, anjingnya diracun sehingga mulut, lidah dan ususnya meleleh.
Polisi menyelidiki kedua kejadian tersebut. Mereka menemukan kemungkinan kaitan empat ancaman dengan para pria yang tinggal di sekitarnya.
"Para pria ini ingin peta dicabut - karena ini memperlihatkan betapa kekerasan terkait dengan satu jenis kelamin," katanya.
Pengakuan yang lebih positif muncul pada bulan Juni ketika Moody dicalonkan untuk mendapatkan penghargaan kewartawanan terkemuka Australia, The Walkleys, karena terobosannya menggunakan Google Maps.