Senin, 25 Agustus 2025
Deutsche Welle

Protes Santiago: Satu Juta Orang Turun ke Jalan dalam Unjuk Rasa Terbesar Chile

Lebih dari satu juta orang turun ke jalan dalam unjuk rasa terbesar di Chile. Gelombang protes semakin membesar terkait kebijakan…

Diperkirakan satu juta orang turun ke jalan di Santiago, ibu kota Chile, Jumat (25/10) waktu setempat. Pemerintah Chile diketahui tengah berusaha untuk meredam gelombang protes yang telah menelan korban jiwa selama satu minggu terakhir ini akibat tuntutan reformasi ekonomi.

Para demonstran berkumpul di jalan-jalan utama di kota Santiago dan bergerak bersama menuju pusat kota bergabung dengan demonstran lainnya dalam unjuk rasa yang mereka namakan "unjuk rasa terbesar di Chile" untuk menuntut pemerintahan Presiden Sebastian Pinera.

Beberapa hari sebelumnya, sejumlah supir angkutan umum di kota Santiago juga telah melakukan gerakan mogok kerja.

"Ini merupakan hari yang bersejarah bagi Chile, kota metropolitan ini menjadi tuan rumah aksi damai unjuk rasa bagi sekitar satu juta orang, yang mewakili sebuah mimpi baru bagi Chile," ujar Gubernur Santiago, Karla Rubilar dalam cuitan Twitter-nya.

Di kota pelabuhan Valparaiso, para anggota kongres dievakuasi setelah adanya bentrok antara para demonstran dengan aparat kepolisian. Sementara ribuan orang lainnya di seluruh penjuru Chile terus bersatu mengajukan protes.

"Unjuk rasa besar-besaran yang menyenangkan dan damai hari ini, di mana masyarakat Chile menuntut Chile yang lebih adil dan suportif, membuka jalan untuk masa depan harapan besar," cuit Presiden Pinera di Twitter, Jumat (25/10) malam.

"Kami telah mendengar semua aspirasi. Kami semua telah berubah. Dengan persatuan dan atas rahmat Tuhan, kita akan menuju Chile yang lebih baik bagi semua orang." tulis Pinera.

Tercatat 19 orang tewas dalam aksi unjuk rasa selama satu minggu terakhir ini di penjuru negeri, sehingga pemerintah menetapkan status darurat dan menerapkan jam malam setelah para demonstran membakar stasiun metro dan merusak sejumlah fasilitas publik. Ratusan orang terluka dan sebanyak 7.000 orang ditangkap dalam unjuk rasa yang mengharuskan pasukan militer turun tangan.

Unjuk rasa ini dipicu oleh kenaikan tarif transportasi umum di ibu kota namun kian meluas dikarenakan kekecewaan masyarakat Chile terhadap ketidaksetaraan kondisi sosial-ekonomi di negara Amerika latin tersebut.

Pemerintah telah berusaha untuk meredam aksi massa ini dengan menerapkan kebijakan-kebijakan baru awal pekan ini, antara lain meningkatkan upah minimum dan uang pensiun, menurunkan kembali tarif transportasi umum, dan menunda kenaikan tarif dasar listrik.

Baca juga: Protes dari Hong Kong yang Menginspirasi Dunia

Pemerintah tak mewakili rakyat?

Dalam wawancara dengan Deutsche Welle, menteri Luar Negeri Teodoro Ribera, menyangkal bahwa unjuk rasa yang terjadi bukan merupakan kesalahan pemerintah.

"Penyebabnya bukan berasal dari pemerintahan periode sekarang. Mungkin ini sudah sudah dimulai dari dua, tiga, atau empat periode pemerintahan sebelumnya," terang Ribera.

Dia pun setuju dengan dikerahkannya pasukan militer untuk meredam aksi unjuk rasa, meskipun tuduhan jatuhnya korban akibat pasukan militer ini terus bermunculan.

Halaman
12
Sumber: Deutsche Welle
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan