Rabu, 24 September 2025

Asosiasi Pertukaran Internasional Joyo Terada Berharap Tenaga Pengajar Bahasa Jepang Bertambah

Ruang kelas lokal yang mengajarkan bahasa Jepang kepada penduduk asing menghadapi tantangan karena kurangnya tenaga pengajar.

Editor: Dewi Agustina
Foto Kyoto Shimbun
Suasana belajar para warga asing di Asosiasi Pertukaran Internasional Joyo Jepang. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Jumlah orang asing semakin banyak di Kota Kyoto. Kali ini Kota Terada di Joyo Kyoto mengungkapkan penambahan warga asing termasuk dari Indonesia.

"Belakangan ini warga asing semakin meningkat untuk belajar di sini, terutama dari Vietnam. Dari Indonesia juga ada 3 orang," kata Masayoshi Okubo (57), Direktur Eksekutif Asosiasi Pertukaran Internasional Joyo Terada Kyoto kepada Tribunnews.com, Selasa (29/10/2019).

Ruang kelas lokal yang mengajarkan bahasa Jepang kepada penduduk asing menghadapi tantangan karena kurangnya tenaga pengajar.

"Kalau ada dari Indonesia, punya lisensi sebagai pengajar bahasa Jepang, ya dengan senang hati. Namun kita belum memutuskan untuk perekrutan orang asing untuk mengajarkan bahasa Jepang. Saat ini hanya sukarelawan orang Jepang saja yang ada," kata dia.

Baca: Redi Terpaksa Bunuh Adiknya yang Hendak Menikam Tubuh Sang Ibu

Perfektur Kyoto telah menyusun rencana promosi untuk peningkatan ruang kelas, tetapi situasi dan kebutuhan bervariasi dari satu daerah ke daerah lainnya, dan pengembangan lingkungan pendidikan dan dukungan kehidupan yang komprehensif diperlukan sesuai dengan situasi aktual.

"Kalau di kota tetangga, Kota Ide tampaknya lebih banyak lagi warga Indonesia di sana yang bekerja sebagai pemagang di berbagai perusahaan Jepang. Mereka juga ke sini untuk belajar bahasa Jepang," ujarnya.

Di gedung pertukaran internasional tersebut juga memiliki buku teks belajar bahasa Jepang dan bahasa Indonesia.

Suasana belajar para warga asing di Asosiasi Pertukaran Internasional Joyo Jepang.
Suasana belajar para warga asing di Asosiasi Pertukaran Internasional Joyo Jepang. (Foto Kyoto Shimbun)

"Kalau mau belajar bahasa Jepang ya silakan saja baca-baca di sini pakai buku Minna no nihongo yang ada bahasa Indonesia-nya itu," kata dia.

Kebanyakan yang belajar bahasa Jepang di sana menurutnya untuk kebutuhan kerja sehari-hari agar lebih lancar lagi dalam berkomunikasi dengan atasan dan sesama pekerja.

Bagi yang mau belajar bahasa Jepang, biaya keanggotaan tahunan 3.000 yen dikumpulkan dari para siswa.

Biaya transportasi dan materi pendidikan dengan biaya mereka sendiri.

Tahun ini, 67 orang dari 20 negara termasuk Vietnam, Cina dan Indonesia terdaftar. Sekitar setengah dari mereka berasal dari kota-kota tetangga seperti Uji dan Ide.

Baca: Sebelum Tertangkap, Finalis Putri Pariwisata Ternyata Sudah 3 Kali Ditawarkan ke Pria Hidung Belang

Kota Joyo memiliki 721 penduduk asing, meningkat sekitar 20 persen dari 5 tahun yang lalu.

Mereka yang ingin menghadiri kelas terus-menerus agak sulit karena jumlah sukarelawan yang mengajarkan bahasa Jepang juga terbatas meskipun ada 12 orang.

Ada kasus belajar satu keluarga dengan anak-anaknya sehingga ruang kelas menjadi sangat kurang, semakin sempit dengan jumlah warga asing meningkat.

"Tidak hanya belajar bahasa Jepang, tetapi dukungan komprehensif termasuk dukungan kepada anak-anak diperlukan. Saya ingin kita berpikir tentang cara mendukung dalam kerja sama dengan perusahaan," ujarnya.

Jumlah penduduk asing di Kyoto melebihi 60.000 untuk pertama kalinya pada akhir tahun lalu. Ada 26 kelas bahasa Jepang di wilayah ini.

Ada ruang kelas di mana pemerintah daerah menyediakan tempat dan beberapa biaya, tetapi sebagian besar biaya transportasi dan pelatihan untuk sukarelawan dibayar sendiri.

Suasana belajar para warga asing di Asosiasi Pertukaran Internasional Joyo Jepang.
Suasana belajar para warga asing di Asosiasi Pertukaran Internasional Joyo Jepang. (Foto Kyoto Shimbun)

Di kota kecil dan desa seperti Kota Muko (528 penduduk asing per September), Ujiwaramachi (307 orang), dan Kota Miyazu (165 orang) tidak didirikan asosiasi pertukaran internasional.

Pengguna kelas kebanyakan peserta pelatihan praktik kerja dan wanita yang menikah dengan orang Jepang.

Jumlah peserta pelatihan praktik kerja terus meningkat, dan pada bulan April pengoperasian sistem “keterampilan khusus” untuk status tempat tinggal baru untuk memperluas lapangan kerja bagi orang asing dimulai sejak 1 Mei 2019.

Jepang juga merumuskan undang-undang promosi pendidikan bahasa Jepang pada bulan Juni 2019. Namun, implementasi konkret dukungan di wilayah tersebut belum juga datang hingga kini.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan