Sabtu, 11 Oktober 2025

Iran Vs Amerika Memanas

Israel Bersiap Hadapi Kemungkinan Serangan Balasan Iran

Israel dalam keadaan waspada menghadapi kemungkinan serangan balasan atas pembunuhan jenderal tertinggi Iran Qassem Soleimani oleh AS.

Editor: Hasanudin Aco
CNN
Tentara israel 

TRIBUNNEWS.COM, ISRAEL -  Israel dalam keadaan waspada menghadapi kemungkinan serangan balasan atas pembunuhan jenderal tertinggi Iran Qassem Soleimani oleh AS.

Presiden AS Donald Trump telah meningkatkan retorikanya, sementara para pemimpin Iran mengancam AS dan Israel.

Wartawan VOA Linda Gradstein melaporkan dari Yerusalem, disampaikan Vina Mubtadi.

Tak lama setelah beredar kabar tewasnya Qassem Soleimani, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu langsung memuji Presiden Trump atas pembunuhan pemimpin Garda Revolusioner itu.

"Seperti halnya Israel memiliki hak membela diri, AS memiliki hak yang sama. Qassem Soleimani bertanggungjawab atas kematian warga Amerika dan banyak orang tak berdosa lainnya. Israel mendukung AS dalam upaya menuju perdamaian, keamanan dan pertahanan diri."

Baca: Pasca Qasem Soleimani Tewas, Saham Sejumlah Industri Raksasa AS Melonjak

Netanyahu juga mempersingkat lawatannya ke Yunani untuk pulang ke Israel segera. Israel khawatir aksi balasan bisa datang langsung dari Iran atau lewat proxy Iran, Hezbollah.

Pemimpin Hezbollah Hassan Nasrallah mengatakan pembunuhan itu adalah awal perang baru dengan AS, dan menyerukan milisi-milisi Syiah untuk menyerang aset-aset militer AS di seluruh Timur Tengah.

Dia juga mengatakan Israel telah meminta AS untuk membunuh Soleimani.

Trump telah mengancam akan menarget 52 sasaran di Iran apabila Teheran menyerang kepentingan-kepentingan AS.

Para pejabat Israel mengatakan Hezbollah memiliki lebih dari 100.000 roket yang bisa mentargetkan semua bagian negara itu.

Pada waktu yang sama, mereka tidak yakin Hezbollah menghendaki peperangan besar-besaran dengan Israel.

Israel menutup resor ski Gunung Hermon di perbatasan dengan Suriah dan Lebanon pada Jumat (3/1), karena khawatir kemungkinan adanya serangan, dan masih menutupnya Sabtu (4/1) karena sebuah badai besar di wilayah itu.

Namun resor itu sekarang sudah buka kembali, yang artinya para pejabat intelijen tidak yakin akan ada serangan segera.

Israel juga mendesak kedutaan-kedutaannya di luar negeri untuk memperketat prosedur keamanan, karena mengkhawatirkan adanya serangan.

Tapi mantan kepala intelijen militer mengatakan apabila ada serangan balasan, kemungkinan akan menarget kepentingan-kepentingan AS.

Sumber: VOA
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved