Kamis, 4 September 2025

Virus Corona

Epidemi Virus Corona, 5 Juta Penduduk Meninggalkan Kota Wuhan Sebelum Diisolasi

Sekira lima juta penduduk meninggalkan Wuhan sebelum diisolasi karena epidemi virus corona. Adanya wabah ini, liburan Festival Musim Semi di Wuhan.

Twitter @ChinaFile
Pembangunan konstruksi untuk 1.000 fasilitas pasien baru ditargetkan selesai selama enam hari. Puluhan ekskavator pun dikerahkan. 

TRIBUNNEWS.COM - Kota Wuhan, China disegel setelah epidemi virus corona menyebar dan telah memakan korban.

Diketahui, sekira lima juta penduduk meninggalkan Wuhan sebelum diisolasi karena epidemi virus corona.

Adanya wabah corona ini, liburan Festival Musim Semi di Wuhan juga dibatalkan.

Walikota Zuo Xian Wang mengungkapkan pada Minggu (26/1/2020), para pejabat kesehatan memperingatkan virus corona menyebar semakin kuat.

Baca juga : Cerita Pilu WNI Mahasiswa di Wuhan yang hanya Bisa Berdiam Diri di Kamar Akibat Virus Corona

Dalam konferensi pers, Zhou mengatakan ada sekira sembilan juta orang yang masih bertahan di Wuhan setelah kota itu diisolasi.

central-hospital-wuhan from mothership
central-hospital-wuhan from mothership (Mothership.sg)

Dikutip dari South China Morning Post, sekira 2.700 orang saat ini dalam pantauan di kota, sekira 1.000 orang kemungkinan akan dikonfirmasi kasusnya.

Pada Minggu (26/1/2020), Wuhan memiliki 533 kasus yang dikonfirmasi.

Sejak Kamis (23/1/2020) pemerintah pusat memberlakukan penyegelan terhadap Wuhan dan beberapa kota lain.

Hal itu dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona baru ke bagian lain di negara China.

Diketahui, banyak penduduk meninggalkan kota untuk liburan.

Sementara, penduduk lain bergegas keluar dari kota itu setelah penyegelan di umumkan pada Rabu (22/1/2020) lalu.

Tangkap Layar YouTube KompasTV Kondisi Kota Wuhan Berdasar Penuturan Rio Alfi
Tangkap Layar YouTube KompasTV Kondisi Kota Wuhan Berdasar Penuturan Rio Alfi (Tangkap Layar YouTube KompasTV)

Ombudsman RI Angkat Bicara

Di Indonesia, Ombudsman Republik Indonesia (ORI) angkat bicara terkait wabah virus corona ini.

Ombudsman menyampaikan peringatan dini kepada pemerintah terkait perlunya menyiapkan crisis center.

Mereka juga mengingatkan soal mobilisasi manusia dari China ke Indonesia, dan sebaliknya cukup tinggi.

"Pusat Komunikasi Krisis (Crisis Center) perlu segera disiapkan karena publik penting mendapat informasi akurat terkini," kata Anggota Ombudsman Alvin Lie dalam keterangan Pers.

"Agar, mempersempit ruang berkembangnya informasi sesat atau hoax," tegasnya yang dikutip dari TribunKesehatan.

Petugas mengoperasikan alat pendeteksi suhu tubuh (thermal scanner) saat penumpang pesawat tiba di terminal 2 Bandara Juanda Surabaya, Rabu (22/1/2020). Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas 1 Surabaya wilayah kerja bandara Juanda meningkatkan kewaspadaan dengan memasang alat pendeteksi suhu tubuh (thermal scanner) untuk mengantisipasi masuknya virus corona yang berasal dari negara China ke wilayah Indonesia.
Petugas mengoperasikan alat pendeteksi suhu tubuh (thermal scanner) saat penumpang pesawat tiba di terminal 2 Bandara Juanda Surabaya, Rabu (22/1/2020). Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas 1 Surabaya wilayah kerja bandara Juanda meningkatkan kewaspadaan dengan memasang alat pendeteksi suhu tubuh (thermal scanner) untuk mengantisipasi masuknya virus corona yang berasal dari negara China ke wilayah Indonesia. (SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ)

Menurut Alvin, indormasi publik harus dikelola sumber tunggal dan para pejabat agar menahan diri tidak menyampaikan informasi yang akuntabilitasnya belum jelas.

Pembentukan Crisis Center ini bertujuan agar masyarakat mengetahui kemana mereka harus menghubungi segera, jika wabah mulai meluas.

Informasi Terbaru Wabah Virus Corona

Berdasar informasi terbaru pada Senin (27/1/2020) pukul 08.18 WIB, total ada 2510 kasus terkait virus corona.

Sebanyak 80 orang tewas karena virus yang menyerang saluran pernapasan ini.

Berikut ini rincian data mengenai kasus dan jumlah korban akibat virus corona yang dikutip dari SCMP:

Kasus Positif Virus Corona

China: 2454

Hongkong: 8

Macau: 5

Taiwan: 4

Negara Asia Lainnya: 26

Eropa: 3

Amerika Utara: 6

Australia: 4

Korban Tewas Virus Corona

China: 80 orang

Berdasar informasi terbaru pada Senin (27/1/2020) pukul 08.18 WIB, total ada 2510 kasus terkait virus corona.
Sebanyak 80 orang tewas karena virus yang menyerang saluran pernapasan ini.
Berdasar informasi terbaru pada Senin (27/1/2020) pukul 08.18 WIB, total ada 2510 kasus terkait virus corona. Sebanyak 80 orang tewas karena virus yang menyerang saluran pernapasan ini. (Tangkap Layar SCMP)

Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) Angkat Bicara

NHC mengatakan Virus Corona menular bahkan dalam masa inkubasinya yang berlangsung hingga 14 hari.

Menteri yang bertanggung jawab NHC Ma Xiaowei mengatakan kemampuan Virus Corona menyebar itu semakin kuat.

Dalam konferensi pers, Ma Xiaowei mengatakan pihak yang berwenang menangani Virus Corona terbatas.

Mereka juga tidak mengetahui dengan jelas tentang resiko yang ditimbulkan oleh kemungkinan perpindahan.

"Wabah ini diperkirakan akan berlanjut untuk beberapa waktu," tutur Ma Xiaowei yang dikutip dari portal berita South China Morning Post pada Minggu (26/1/2020).

Pasar Seafood Huanan yang diduga menjadi awal penyebaran Virus Corona.
Pasar Seafood Huanan yang diduga menjadi awal penyebaran Virus Corona. (Tangkap layar CNN)

Sejak wabah Virus Corona ini pertama kali dilaporkan pada Desember 2019 lalu, saat ini lebih dari 2.000 orang telah terinfeksi Virus Corona.

Diketahui 56 orang menjadi korban dari Virus Corona ini.

Ma Xiaowei menerangkan, Virus Corona ini berbeda dengan SARS.

Ia kembali mengatakan, Virus Corona baru ini menular selama masa inkubasinya.

Ma juga menuturkan, orang yang terinfeksi virus mungkin tidak segera menunjukkan gejala apa pun.

Hal itu menambah kesulitan yang dihadapi oleh pihak berwenang dalam mengendalikan penyebaran dan infeksi dari Virus Corona ini.

Ma menerangkan, selain menyegel kota Wuhan, pemerintah mengirim lebih banyak dokter dan perawat serta bantuan medis ke Wuhan.

VIRAL Perawat Menangis karena Terus di RS Demi Rawat Pasien Virus Corona: Saya Tidak Tahan Lagi
VIRAL Perawat Menangis karena Terus di RS Demi Rawat Pasien Virus Corona: Saya Tidak Tahan Lagi (mirror.co.uk)

Memantau Situasi di Daerah Pedesaan

Ma menambahkan, selain mengatasi wabah di kota besar, pemerintah juga memantau situasi di daerah pedesaan.

Ia juga mengatakan, Beijing menyadari kekurangan pasokan medis dan pihak berwenang terkait telah berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan segala cara.

Wakil Menteri Industri dan Teknologi Informasi Wang Jiangping mengatakan China sedang mengejar berbagai bantuan.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan