Senin, 25 Agustus 2025

Virus Corona

Dampak Wabah Virus Corona, Para Pembuat Kebijakan Semakin Getol Awasi Kenaikan Komoditas Lunak

Dengan mewabahnya virus corona ini, para pembuat kebijakan semakin getol mengawasi kenaikan harga pangan global.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Pedagang melayani pembeli di Pasar Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (5/2/2020). Menurut pedagang aktivitas jual beli di pasar mulai kembali normal setelah sebelumnya warga memilih tidak beraktivitas di luar rumah karena kedatangan 238 WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China terkait merebaknya virus Corona untuk menjalani proses observasi di Pangkalan Udara TNI AU Raden Sadjad. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM - Berbagai upaya tengah dilakukan untuk mencegah penyebaran wabah virus corona yang berasal dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.

Diketahui, penyebaran virus corona semakin meluas.

Adanya wabah ini juga menarik perhatian para pembuat kebijakan.

Dengan mewabahnya virus corona ini, para pembuat kebijakan semakin getol mengawasi kenaikan harga pangan global.

Kategori aset-aset tertentu sampai saat ini belum bisa dipastikan lantaran para pembuat kebijakan perlu mengawasi perkembangan dari dampak wabah virus corona.

Dikutip dari South China Morning Post, meski wabah virus corona terus menghantui dunia, aliran modal komoditas lunak harus terus berjalan.

Di kehidupan pasar, semua orang membutuhkan makan, ada atau tidak ada virus corona.

Anggota Brimob dari Polda Kepulauan Riau melakukan patroli menggunakan sepeda di Pasar Ranai, Natuna, Kepualauan Riau, Rabu (5/2/2020). Patroli kemananan tersebut untuk memastikan Kepulauan Natuna aman pasca dijadikannya Natuna sebagai tempat observasi WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Anggota Brimob dari Polda Kepulauan Riau melakukan patroli menggunakan sepeda di Pasar Ranai, Natuna, Kepualauan Riau, Rabu (5/2/2020). Patroli kemananan tersebut untuk memastikan Kepulauan Natuna aman pasca dijadikannya Natuna sebagai tempat observasi WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Wabah Virus Corona Pengaruhi Komoditas Pangan di Indonesia

Kebutuhan komoditas pangan di Indonesia sedikit terpengaruhi dengan munculnya wabah virus corona.

Komiditas pangan yang termasuk mengalami dampak itu di antaranya bawang putih.

Sepekan lalu, harga komoditas bawang putih masih kisaran Rp 24 ribu hingg Rp 28 ribu per kilogram.

Pada Selasa (4/2/2020), harga bawang putih mengalami lonjakan kisaran Rp 42 ribu hingga Rp 45 ribu per kilogramnya.

Satu di antara pedagang pasar, Ike Hardiah buka suara.

Ia menuturkan, kenaikan harga bawang putih paling drastis sejak tiga hari terakhir.

Diduga, harga bawang putih yang melonjak ini lantaran dampak wabah virus corona yang terjadi di China.

Salah seorang pedagang bawang putih di Pasar Baru, Jawa Timur (Jatim).
Salah seorang pedagang bawang putih di Pasar Baru, Jawa Timur (Jatim). (Screenshot/Probolinggo KD/Babul Arifandhie)

Perlu diketahui, distributor mendatangkan bawang putih dari China.

Sementara, impor dari China ke Indonesia ditutup demi antisipasi wabah virus corona.

Terkait hal ini, Kepala Pasar Baru Probolinggo, Arif Bilah membenarkan kabar tersebut.

Ia mengatakan penyebab kenaikan komoditi bawang putih karena di China sedang merebak isu wabah virus corona.

"Ekspor bawang ke Indonesia juga ikut terganggu," kata Arif Bilah yang dikutip dari Kompas TV.

"Pengaruhnya stok impor bawang dari China ke Indonesia menipis, sehingga menyebabkan harga naik," tambahnya.

Impor Distop Hingga 9 Bulan ke Depan

Pemerintah Indonesia diketahui memutuskan menghentikan impor komoditas pangan dari China.

Diberitakan Tribunnews sebelumnya, keputusan tersebut diambil setelah wabah virus corona semakin mewabah.

Terkait keputusan ini, Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto angkat bicara.

Ia menegaskan, keputusan untuk menghentikan sementara impor komoditas pangan lantaran kondisi saat ini tidak menentu.

"Kami akan hentikan sementara untuk pasokan-pasokan makanan dan minuman dari negara yang terjangkit virus tersebut," kata Agus di Pasar Senen, yang dikutip dari Kontan.Id, Senin (3/2/2020).

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dalam konferensi pers di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Senin (27/1/2020).
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dalam konferensi pers di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Senin (27/1/2020). (Fitri Wulandari)

Berdasar penurutan Agus, pemerintah belum bisa memutuskan sampai kapan menghentikan sementara impor pangan dari China.

"Kami engga tahu, yang dulu kejadian SARS kurang lebih sembilan bulan," tuturnya.

"Mudah-mudahan lebih cepat dari yang dulu," tambahnya.

"Ini kan keadaan force majeure. Kita harus hadapi dengan bijak dan secara detail bagaimana kasus ini, kami tangani," tegasnya.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan