Sabtu, 23 Agustus 2025

Virus Corona

Seorang Dokter di Wuhan Sempat Peringatkan Munculnya Virus Corona tapi Justru Diancam Polisi

Sebelum virus Corona mulai menyebar dan diumumkan secara resmi oleh Pemerintah China, seorang dokter di China telah memberi peringatan

Penulis: Daryono
SCMP/Xinhua
Tim medis memberikan kode kepada salah satu pasien virus corona. Dokter di Kota Wuhan mengisahkan bagaimana suka duka mereka dalam merawat pasien yang positif terkena virus. 

TRIBUNNEWS.COM - Sebelum virus corona mulai menyebar dan diumumkan secara resmi oleh Pemerintah China, seorang dokter di China telah memberi peringatan tentang virus corona

Namun, bukannya mendapat respons positif, dokter itu justru didatangi polisi dan diancam bakal diproses hukum.

Dikutip dari BBC.com, Selasa (4/2/2020), pada bulan Desember 2019, Dr Li Wenliang, seorang dokter di rumah sakit di Wuhan menemukan tujuh kasus virus yang saat ia ia sebut mirip dengan virus SARS yang pernah mewabah di China pada 2003.

Kasus virus yang ia temukan itu berasal dari pasar ikan Huanan di Wuhan.

Pasar Seafood Huanan diduga bukan menjadi satu-satunya penyebab virus corona mewabah.
Pasar Seafood Huanan diduga bukan menjadi satu-satunya penyebab virus corona mewabah. (Twitter @muiyixiao)

Saat itu, para pasien yang terkena virus tersebut dirawat di rumah sakit tempat Dr Li bekerja.

Menindaklanjuti temuannya itu, Dr Li kemudian mengirim pesan ke sesama dokter di sebuah grup obrolan media sosial untuk memperingatkan sesama dokter tentang virus yang ia lihat. 

Pesan itu ia kirim pada 30 Desember 2019. 

Dalam pesannya itu, Dr Li menyarankan agar mereka memakai pakaian pelindung untuk menghindari infeksi. 

Saat itu, Dr Li tidak tahu bahwa virus yang ia temukan merupakan virus corona baru yang kemudian mewabah saat ini.

Empat hari setelah ia mengirim pesan tersebut, ia justru didatangi oleh polisi dari Bagian Keamanan Publik.

Polisi meminta ia menandatangani surat.

Dalam surat itu, polisi menyebut Dr Li telah menyebar hoaks yang menimbulkan keresahan publik.

"Kami sungguh-sungguh memperingatkan Anda. Jika Anda tetap keras kepala dengan sikap Anda dan terus melakukan menyebarkan informasi, Anda akan kami bawa ke pengadilan. Apakah Anda paham?" demikian bunyi surat itu.

Dr Li kemudian menandangai surat itu dan menyatakan bakal mematuhi apa yang diminta oleh polisi. 

Tidak hanya Dr Li, tujuh petugas medis lainnya juga diselidiki polisi karena menyebarkan informasi soal virus tersebut. 

Pada akhir Januari 2020 atau setelah virus corona menyebar Dr Li mengunggah salinan surat polisi itu di media sosial Weibo dan menjelaskan apa yang terjadi.

Sementara polisi telah meminta maaf atas apa yang mereka lakukan. 

Dokter Li Terkena Virus Corona

Seminggu setelah didatangi polisi, Dr Li merawat seorang wanita yang menderita glaukoma.

Dia tidak tahu jika wanita itu ternyata terinveksi virus corona.

Lewat postingan di Weibo, Dr Li menceritakan ia mulai mengalami batuk pada  dilanjut dengan demam pada hari berikutnya. 

Dua hari kemudian ia akhirnya dirawat di rumah sakit. 

Ketika dirawat, Dr Li menjalani beberapa kali uji yang awalnya ia negatif. 

Namun, ia akhirnya mengabarkan ia positif terinfeksi virus corona pada 30 Januari 2020. 

Dr Li memposting foto dirinya yang tengah dalam perawatan setelah terinfeksi virus Corona. Ia memposting foto pada 31 Januari 2020, sehari setelah ia dinyatakan terinfeksi virus Corona
Dr Li memposting foto dirinya yang tengah dalam perawatan setelah terinfeksi virus Corona. Ia memposting foto pada 31 Januari 2020, sehari setelah ia dinyatakan terinfeksi virus Corona (bbc.com)

Pada 20 Januari 2020, otoritas Cina baru menyatakan tentang penyebaran virus corona sebagai wabah yang menular. 

Dr Li terkena virus corona karena pada pekan pertama bulan Januari saat masa awal penyebaran virus, para pejabat di Wuhan mengatakan bahwa virus corona hanya dapat menginfeksi pada mereka yang melakukan kontak dengan hewan.

Saat itu, tidak ada panduan agar para dokter terhindar dari virus itu.

Atas postingan Dr Li yang menceritakan apa yang telah terjadi, warganet memberikan dukungan dan menyebut Dr Li sebagai pahlawan.

Kasus Dr Li dikhawatirkan akan menyebakan ketakutan bagi dokter di masa depan untuk mengeluarkan peringatan dini ketika merteka menemukan tanda-tanda penyakit menular. 

Warganet juga menyayangkan pemerintah China yang menutup informasi di awal-awal sebaran virus.

Data Terbaru Virus Corona

Jumlah penderita virus corona terus meningkat. 

Berdasarkan data Gisanddata, Selasa (4/2/2020), jumlah pasien terinfeksi sebanyak 20.680 kasus yang tersebar di 20 negara. 

Terbanyak di China yakni 20.486 kasus. 

Jumlah kematian juga meningkat yakni sebanyak 427 yang semuanya ada di China

Sementara pasien yang berhasil sembuh sebanyak 723 orang. 

WNI Terkena corona

Seorang WNI di Singapura dinyatakan positif terjangkit virus corona.

Dikutip dari Kompas.com, WNI berusia 44 tahun tersebut tidak memiliki riwayat melakukan perjalanan ke China.

WNI berjenis kelamin perempuan tersebut merupakan kasus ke-21 yang terjadi di Singapura.

"Dia merupakan perempuan 44 tahun asal Indonesia yang tidak punya riwayat perjalanan ke China," demikian keterangan tersebut seperti dilansir Kompas.com, Selasa (4/2/2020).

Diketahui, pada 2 Februari lalu, perempuan yang berprofesi sebagai asisten rumah tangga tersebut melakukan kontak langsung dengan wanita yang terpapar virus corona.

Ia melakukan kontak dengan orang yang memerkerjakannya.

Wanita tersebut diketahui pasien ke-19 di Singapura.

Saat ini pasien virus corona ke-19 tersebut sedang menjalani perawatan dan diisolasi di Singapore General Hospital (SGH) sejak Senin (3/2/2020).

Hasil Tes Diketahui Hari Ini

Hasil tes yang menunjukan seorang WNI terpapar virus corona baru keluar Selasa (4/2/2020) sore tadi.

"Hasil tes mengkonfirmasi infeksi 2019-nCoV pada sore ini," demikian keterangan yang diperoleh Kompas.com.

Sejak wabah virus corona merebak, perempuan asal Indonesia itu diketahui tidak pernah meninggalkan tempat tinggalnya.

Keterangan KBRI di Singapura

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura membenarkan kabar tersebut.

KBRI mendapatkan informasi tersebut dari Kementrian Kesehatan Singapura pada hari ini, Selasa (4/2/2020).

" KBRI Singapura telah menerima konfirmasi lisan dari Ministry of Health Singapura, namun dikarenakan Personal Data Protection Act, identitas WNI tersebut belum dapat disampaikan," demikian bunyi keterangan KBRI Singapura seperti diterima Kompas.com, Selasa malam.

Imbauan KBRI

KBRI juga mengimbau pada WNI yang berada di Singapura untuk waspada.

"WNI yang berada di Singapura diharapkan dapat tetap waspada, menjaga kesehatan dan kebersihan, dan memperhatikan imbauan yang dikeluarkan Pemerintah Singapura melalui jalur resmi Ministry of Health https://www.moh.gov.sg/2019-ncov-wuhan," demikian tulis keterangan KBRI Singapura yang diterima Kompas.com, Selasa (4/2/2020) malam.

(Tribunnews.com/Daryono)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan