Kamis, 21 Agustus 2025

Virus Corona

Keluhan China Soal Negara yang Berlebihan Tanggapi Virus Corona, Siapa?

Pemerintah China melalui Menteri Luar Negeri Wang Yi, mengeluh terkait adanya negara yang bereaksi berlebihan terhadap virus corona.

Noel Celis/AFP
Penumpang kereta bawah tanah di Shanghai mengenakan masker pada hari pertama kerja, Senin (10/2/2020). 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah China mengeluhkan ada negara yang bereaksi berlebihan terhadap wabah virus corona yang sudah membunuh lebih dari 1.600 orang.

Menteri Luar Negeri Wang Yi membela cara negaranya dalam menangani virus, seraya mengakui bahwa wabah tersebut adalah "tantangan hebat".

Diwawancarai Reuters, Wang menuturkan pengendalian wabah itu sudah tertangani, dan menyebut baik China maupun dunia menghadapi tantangan akibat virus corona.

"Kami telah menerapkan upaya pencegahan dan kontrol sangat lengkap, sangat komprehensif, hingga saya yakin tak ada negara lain yang bisa melakukan seperti kami," klaim Wang.

Baca: Ahli Australia Ungkap Alasan Ini yang Memungkinkan Indonesia Tak Dapat Deteksi Virus Corona

Baca: WHO Puji Indonesia Menangani Ancaman Wabah Virus Corona, 238 WNI Dipastikan Sehat Pasca Observasi

Wang Yi yang juga menjabat sebagai Penasihat Negara China menuturkan, para pemimpin negara lain bakal melihat wabah ini adalah tantangan yang sangat serius.

Namun seperti dilansir Daily Mirror Sabtu (15/2/2020), Wang mengatakan bahwa Beijing bisa melakukannya seraya mengungkapkan keluhan.

Menteri berusia 66 tahun itu menjelaskan, sejumlah negara ada yang sudah menerapkan langkah karantina untuk mencegah infeksi Covid-19, nama resmi virus corona.

"Tetapi, ada juga sejumlah negara yang bereaksi berlebihan, sehingga memunculkan kepanikan yang tidak perlu," papar Wang Yi.

Baca: Disneyland Hong Kong Pinjamkan Lahan Seluas 60 Hektar untuk Fasilitas Karantina Pasien Corona

Baca: Kenaikan Harga Masker di Indonesia karena Virus Corona Disorot Media Asing Lebih Mahal Dari Emas

Dia memang tidak menyebut negara mana yang dimaksud.

Namun pada awal Januari, AS mengumumkan keadaan darurat sejak patogen itu merebak.

"Secara bertahap, mereka akan menurunkan larangan ini. Sebab pada akhirnya, negara-negara ini butuh berinteraksi dengan China," klaim Wang.

Mantan Duta Besar untuk Jepang tersebut juga menampik tudingan bahwa Beijing tidak transparan dalam menangani wabah yang pertama kali terjadi di Desember 2019.

Baca: UPDATE Virus Corona: China Laporkan 139 Kematian dan 1.843 Kasus Baru di Hubei

Baca: Menkes Terawan Salahkan Masyarakat Beli Masker Redam Virus Corona, Sudjiwo Tedjo Balas Sindir Buzzer

Dia mengacu kepada laporan sejumlah pejabat tinggi Partai Komunis baik di Wuhan dan Provinsi Hubei, wilayah pusat virus, dipecat pada pekan ini.

Wang juga menyebut Negeri "Panda" membuat pengorbanan bagi keamanan kesehatan dunia, di mana angka dia menyatakan angka infeksi di luar negeri tergolong rendah.

Petugas medis mengenakan pakaian pelindung untuk melindungi dari virus Corona saat melintas di samping pasien di Rumah Sakit Palang Merah Wuhan, China pada 23 Januari 2020
Petugas medis mengenakan pakaian pelindung untuk melindungi dari virus Corona saat melintas di samping pasien di Rumah Sakit Palang Merah Wuhan, China pada 23 Januari 2020 (AFP/Hector Retamal)

Dia memaparkan bahwa total kasus penularan yang terjadi di seluruh dunia sekitar satu persen dari total kasus yang dilaporkan di China.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan