Selasa, 19 Agustus 2025

Virus Corona

WHO Berasumsi Covid-19 Tidak Akan Hilang saat Cuaca Panas Layaknya Flu Biasa: Itu Harapan Palsu

WHO mengingatkan negara-negara agar tidak menganggap enteng Covid-19."Harapan palsu corona akan menghilang layaknya flu," ujar Dr Mike.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Wulan Kurnia Putri
El Pais
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. 

TRIBUNNEWS.COM - Pada Jumat lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan kepada semua negara agar tidak menganggap enteng Covid-19.

Apalagi berasumsi bahwa wabah ini sama halnya dengan flu musiman yang akan reda saat musim panas tiba.

"Kita harus berasumsi bahwa virus akan terus memiliki kapasitas penyebaran," ujar Dr Mike, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan saat konferensi pers di Jenewa.

"Itu adalah harapan palsu bahwa corona akan menghilang layaknya flu," tambahnya.

Kendati demikian, sebenarnya WHO juga berharap itu bisa terjadi.

Tapi nyatanya, tidak ada bukti yang bisa menunjang isu tersebut.

"Kami harap begitu. Itu akan menjadi sebuah anugerah," jelas Mike.

"Tapi kita tidak bisa membuat asumsi seperti itu dan tidak ada bukti," tambahnya.

Sebelumnya, otoritas kesehatan Amerika Serikat menyatakan hipotesisnya bahwa Covid-19 berpotensi musiman.

Dia juga mengatakan bahwa virus yang dulunya disebut nCov-19 ini, bisa menghilang di cuaca yang panas.

"Banyak penyakit pernapasan yang sifatnya musiman, termasuk influenza dan beberapa gangguan vital penapasan yang menurut kami menurun saat cuaca panas," jelas Dr Nancy Messoinner, Direktur Pusat CDC pada Selasa (25/2/2020) melalui sambungan telepon.

"Jadi kami optimis wabah ini akan seperti itu juga," tambahnya.

Tercatat pada Jumat (6/3/2020) total kasus Covid-19 di seluruh dunia sudah melampaui angka 100.000.

Mayoritas terjadi di China, dimana pusat penyebarannya ada di Kota Wuhan Provinsi Hubei.

Selanjutnya diikuti Korea Selatan, Iran, dan Italia.

Ketiga negara itu menyumbang kasus terbanyak di luar China.

Sekaligus dianggap menjadi pusat penyebaran di Timur Tengah dan Eropa.

Baca: PT KAI Hadirkan Rail Clinic di Stasiun Depok Sebagai Upaya Pencegahan Virus Corona

Baca: Takut Virus Corona, Korea Utara Akan Tembak Mati Warga China yang Dekati Perbatasan Kedua Negara

Sementara itu, Amerika Serikat sudah mengonfirmasi 233 kasus.

Termasuk diantaranya 14 korban jiwa, dilansir CNBC dari data Universitas John Hopkins.

Saat konferensi pers pada Senin lalu, otoritas WHO mengatakan mereka tidak tahu pasti bagaimana sifat Covid-19.

Kendati demikian, mereka mengatakan wabah mematikan ini memang berbeda dari influenza.

Sementara ini, yang banyak informasi cara penularan dan perawatan adalah penyakit flu musiman saja.

Sedangkan hal-hal yang pasti terkait Covid-19 masih menjadi pertanyaan besar menurut WHO.

"Ini adalah virus yang unik."

"Virus ini bukan influenza," kata Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.

"Kita berada di wilayah yang belum dipetakan," tambahnya.

WHO juga prihatin dengan peningkatan jumlah kasus dari beberapa negara.

Selain itu, setiap harinya ada negara baru yang mengonfirmasi kasus.

Sehingga hal ini menambah daftar panjang negara terinfeksi wabah asal China tersebut.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan