Selasa, 19 Agustus 2025

Ekonomi AS Disebut Penuh dengan ''Bom Utang'' dan Bisa Hancurkan Finansial

Tingkat pengangguran sebesar 34 persen yang diproyeksikan oleh Goldman Sachs terkait perekonomian Amerika Serikat (AS) terlihat cukup akurat

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
zoom-inlihat foto Ekonomi AS Disebut Penuh dengan ''Bom Utang'' dan Bisa Hancurkan Finansial
Reuters
Wall Street

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON -Tingkat pengangguran sebesar 34 persen yang diproyeksikan oleh Goldman Sachs terkait perekonomian Amerika Serikat (AS) terlihat cukup akurat bagi mantan pialang saham Wall Street, Max Keizer.

Ia mengatakan kepada Russia Today (RT), bahwa bencana keuangan yang bergulir di AS saat ini akan berlanjut sampai The Fed ditutup.

"Tidak ada kejutan, karena momentum keruntuhan ini telah dijamin pada 2008 lalu, saat Barack Obama (mantan Presiden AS, red), Timothy Geithner (mantan Presiden Fed New York, red), Hank Paulson (mantan Menteri Keuangan AS, red), Larry Summers (guru besar ekonomi di Harvard University,red) dan yang lainnya memuat sistem keuangan dengan bom utang dalam bentuk derivatif yang sekarang meledak secara cepat," kata Keizer.

Ia pun menilai bahwa sosok-sosok yang diklaim berada dibalik kehancuran finansial ini kini telah aman.

"Setelah mengumpulkan miliaran, para 'teroris keuangan' ini dan senjata pemusnah massal mereka kini malah aman dari bencana yang mereka rekayasa sendiri," tegas Keizer.

Menurutnya, virus uang fiat atau uang kertas telah mendorong berlangsungnya terorisme keuangan di negara itu.

Investasi yang buruk pun dinilai menjadi penyebab kegagalan AS dalam menangani penyebaran virus corona (Covid-19).

Dikutip dari laman Russia Today, Selasa (2/4/2020), Keizer pun menyebut faktor yang bisa mendorong peningkatan angka pengangguran dan berlanjutnya krisis ekonomi AS.

"Ini akan berlanjut selama konsorsium swasta para gubernur bank sentral yang tidak bertanggung jawab ini diizinkan untuk mencetak jumlah 'uang kertas tak berguna' secara tidak terbatas," jelas Keizer.

Berbicara tentang sektor-sektor yang diprediksi paling terpukul selama krisis ini, ia menilai bahwa semua sektor yang melibatkan interaksi fisik manusia, beberapa diantaranya seperti kapal pesiar, bioskop, pusat perbelanjaan akan sangat terdampak.

"(Sektor-sektor ini) akan mati atau direstrukturisasi secara fundamental," kata Keizer.

Namun ia melihat bahwa sektor virtual perdagangan online, komunikasi, dan distribusi konten akan menunjukkan hal sebaliknya dan mengalami perkembangan.

Keizer kemudian menambahkan, krisis bisa agak mereda saat neraca Fed mencapai 100 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 20 triliun dolar AS.

"Saat ini, mereka berada di 5 triliun dolar AS. Jadi, saya mengharapkan ada kenaikan 15 triliun dolar AS dari apa yang disebut pembelian aset, sebelum saraf-saraf mereka untuk sementara dibuat rileks," pungkas Keizer.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan