Minggu, 17 Agustus 2025

Virus Corona

Warga Wuhan Kembali ke Kehidupan Normal Setelah 2 Bulan Lockdown, Gembira Sekaligus Canggung

Wuhan adalah kota yang pertama kali merasakan penderitaan dan serangan brutal dari musuh yang tak terlihat, virus corona (Covid-19).

Editor: Willem Jonata
STR / AFP
Foto yang diambil pada 18 Maret 2020 menunjukkan warga berbaris untuk mengambil daging babi yang dikirim ke kompleks karantina mereka di Wuhan, Provinsi Hubei, China. Pada Kamis (19/3/2020), China melaporkan tidak ada kasus baru dalam virus corona untuk pertama kalinya sejak wabah ini muncul. 

"Di jalanan, aku melihat beberapa orang berjalan kaki atau bersepeda untuk bekerja. Terkadang ada bis yang lewat. Beberapa jadwal metro (kereta) sudah dibuka walau belum normal."

Baca: Andrea Dian Sembuh dari Virus Corona, Alami Efek Samping Selama Konsumsi Obat Klorokuin

"Orang-orang mengeluhkan pemeriksaan yang ketat sebelum naik metro, tetapi kami sudah terbiasa. Setiap hari, ada orang yang berusaha keluar dari rumahnya. Setelah kebijakan lockdown perlahan dibuka, banyak orang yang sudah tidak sabar."

"Ada yang langsung jalan-jalan ke danau, mereka memotret banyak hal. Ada yang memposting foto di McDonalds atau Starbucks walau hanya membeli untuk dibawa pulang."

"Mereka semua gembira dan menganggap ini adalah awal menuju kehidupan normal kami."

Canggung

"Berakhirnya lockdown tidak cuma membawa kegembiraan. Beberapa orang merasa ada pertentangan dalam diri, termasuk aku."

"Setelah hanya di rumah saja selama dua bulan, aku sudah terbiasa mengajar murid secara online, untuk keluar rumah sesekali saja untuk belanja, atau keheningan di luar jendela."

"Melangkah keluar, melihat kota kembali normal, mendengar suara bising lagi, terasa aneh. Sebagian teman juga merasakan hal yang sama."

"Di satu sisi mereka ingin kembali ke kehidupan normal. Di lain pihak, sangat sulit untuk kembali secara mendadak setelah kami bisa beradaptasi dengan kehidupan karantina."

"Selama wabah, kami diijinkan keluar untuk ke rumah sakit setiap 10 hari sekali untuk membawakan makanan bagi nenek yang dirawat karena stroke."

"Ketika puncak epidemi, kami selalu melihat ambulans masuk ke IGD, petugas medis dalam pakaian hazmat yang siaga."

"Kami juga sering melihat anggota keluarga sedang menangis."

"Pada tanggal 29 Maret, rumah sakit seolah sepi. Hanya ada satu ambulans yang terparkir di luar. Tidak ada lagi anggota keluarga yang gelisah menunggu di luar."

"Di luar kamar perawatan nenekku, dua atau tiga tenaga medis berjalan dengan santai, tak ada ketergesaan."

"Dalam perjalanan pulang, aku tidak melihat banyak orang di luar, tapi jalanan padat oleh mobil. Taman-taman kota masih terbengkalai, rumput dibiarkan tumbuh tinggi."

"Tetapi, beberapa orang tetap duduk di sana, tak peduli dengan udara dingin."

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Adaptasi Warga Wuhan Jalani Hidup Normal Setelah Dua Bulan Lockdown

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan