Virus Corona
Warga Wuhan Rayakan Kebebasannya Setelah 76 Hari Lockdown
Warga Wuhan merayakan kebebasannya setelah menjalani 76 hari lockdown yang panjang.
Penulis:
Citra Agusta Putri Anastasia
Editor:
Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Lockdown di China akibat virus Corona telah berakhir.
Hingga Selasa (7/4/2020), tidak ada angka terbaru pada kasus Corona di negara tersebut.
Setelah 11 minggu, tepatnya, 76 hari lockdown diberlakukan, pemerintah China mengizinkan warga Wuhan untuk bepergian keluar-masuk kota.
Mulai Rabu (8/4/2020), 11 juta penduduk kota diizinkan untuk pergi tanpa izin khusus.
Warga diizinkan bepergian selama aplikasi pelacakan data dan pengawasan pemerintah menunjukkan mereka sehat dan belum melakukan kontak dengan siapa pun yang dikonfirmasi memiliki virus.
Baca: Ekspor Alat Medis Primer dari China Melonjak Jadi 1,5 Miliar Dolar AS
Baca: Mulai dari AS Hingga China Bantu Indonesia Tangani Pandemi Virus Corona
Dilansir Time.com, warga merayakan kebebasan mereka pada Rabu tengah malam tadi.
Acara ditandai dengan pertunjukan cahaya di kedua sisi sungai Yangtze.
Gedung pencakar langit dan jembatan menampilkan gambar animasi petugas medis yang membantu pasien.
Kata-kata pun ditampilkan, bertuliskan "kota heroik", sebuah gelar yang dianugerahkan di Wuhan oleh presiden China, Xi Jinping.

Di sepanjang tanggul dan jembatan, warga melambai-lambaikan bendera.
Mereka meneriakkan, "Ayo, Wuhan!" dan menyanyikan lagu kebangsaan China.
Arus lalu lintas bergerak cepat melalui jembatan, terowongan, dan pintu tol yang baru dibuka kembali.
Ratusan orang kembali menunggu kereta dan penerbangan ke luar kota.
Sebelumnya, Sekretaris Partai sekaligus pejabat tertinggi kota Wuhan, Wang Zhonglin, memeriksa bandara dan stasiun kereta api di Wuhan pada Senin (6/4/2020) lalu, untuk mempersiapkan berakhirnya lockdown.
Tujuannya, untuk memastikan kota siap dibuka kembali.

"Kota harus menegakkan pencegahan sembari menjaga keamanan dan ketertiban, serta jaminan stabilitas," kata Wang.
Wang menambahkan, misinya satu, yakni untuk memastikan epidemi tidak muncul kembali.
Sementara itu, dalam sebuah tajuk rencana, unggulan Partai Komunis, pemilik surat kabar People's Daily, memperingatkan agar warga Wuhan tidak terlalu cepat merayakan kebebasan.
"Hari ini telah lama dinantikan orang-orang, dan itu membuat bersemangat. Namun, hari ini tidak menandai kemenangan akhir," tulisnya dalam People's Daily.
"Pada saat ini, kita masih perlu mengingatkan diri. Wuhan sekarang memang sudah bebas dari pemblokiran, kita bisa senang karena itu, tetapi kita tidak boleh santai," tambahnya.

Untuk mengantisipasi itu, tim SWAT telah berpatroli di luar stasiun kereta api kota Hankou dengan mengenakan pakaian hazmat putih.
Para penjaga mengawasi keamanan di setiap pintu masuk.
Tiket kereta api dari Wuhan ke kota-kota di seluruh China mulai diiklankan kembali di papan iklan elektronik.
Perekonomian pun mencoba bangkit.
Pabrik-pabrik besar telah memulai kembali produksi.
Namun, usaha kecil dan menengah masih tertatih-tatih, karena kurangnya pekerja maupun permintaan.
Menurut keterangan pemerintah kota, langkah-langkah sedang dilakukan untuk menghidupkan kembali perekonomian, termasuk 'membayar' 20 miliar yuan (hampir Rp 46 triliun) pinjaman.
Merunut Kembali 76 Hari Lockdown
China memberlakukan lockdown, dari dan ke Wuhan, mulai 23 Januari 2020.
Pengumuman pemblokiran disiarkan pada tengah malam.
Pada hari-hari berikutnya, lockdown diperluas ke sebagian besar provinsi.
Layanan kereta api dan penerbangan dibatalkan.
Pos pemeriksaan didirikan di jalan menuju provinsi pusat.

Selama lockdown 76 hari, warga Wuhan diizinkan keluar rumah hanya untuk membeli makanan atau menghadiri tugas-tugas yang dianggap sangat darurat.
Beberapa warga diizinkan keluar kota.
Dengan syarat, mereka memiliki dokumen yang menunjukkan bahwa mereka tidak mempunyai risiko kesehatan.
Bagi yang akan keluar kota, mereka juga perlu memiliki surat pernyataan tentang ke mana mereka pergi dan mengapa.
Dalam beberapa kasus, otoritas China 'membuat' masalah teknis, seperti kehilangan cap untuk dokumen, agar warga gagal ke luar kota.

Penduduk bagian lain Hubei diizinkan meninggalkan provinsi mulai sekitar tiga minggu lalu.
Asalkan, mereka dapat memastikan kondisi kesehatan mereka baik.
Langkah-langkah pencegahan seperti mengenakan masker, pemeriksaan suhu, dan membatasi akses ke perumahan-perumahan akan tetap diberlakukan di Wuhan, yang merupakan ibu kota Hubei.
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)