AS Pindahkan Sistem Pertahanan Rudal ke Irak setelah Muncul Serangan Milisi yang Didukung Iran
Amerika Serikat memindahkan sistem pertahanan rudal ke Irak setelah serangan pemberontak yang didukung Iran beberapa waktu lalu.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Ifa Nabila
Serangan tersebut adalah yang pertama dalam beberapa bulan terakhir dengan menargetkan kepentingan energi AS.
Diketahui, orang AS telah meninggalkan lokasi itu sebelum diserang dengan rudal.
Lebih jauh, Presiden AS Donald Trump awal pekan lalu mengatakan, pemerintahannya telah menerima informasi bahwa Iran merencanakan serangan.
Meski tidak memberikan rincian lebih lanjut, Donald Trump lantas memperingatkan Iran dalam unggahan Twitternya.
Jika pasukan AS diserang oleh Iran, "Iran akan membayar harga sangat mahal," tegas Trump.
Baca: Pasca Membunuh Qaseem Soleimani, Amerika Tak Bisa Nyaman Lagi di Timur Tengah
Tewasnya Jenderal Qassem Soleimani
Pada awal Januari 2020, AS melancarkan serangan udara di Baghdad yang menewaskan perwira militer paling tinggi Iran, Jenderal Qassem Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis, pemimpin milisi yang didukugn Iran di Irak.
Selanjutnya, Kataib Hezbollah, satu di antara milisi tersebut telah bertanggung jawab atas sejumlah serangan terhadap AS, Irak dan pasukan koalisi.
Pembunuhan Soleimani itu pun memicu serangan rudal balistik Iran.
Serangan tersebut mengakibatkan 100 tentara AS mengalami cedera otak traumatis.
Kesepakatan Nuklir dan Sanki AS Terhadap Iran
Lebih jauh, perseteruan AS dan Iran mengingatkan kembali dengan kesepakatan nuklir.
Seperti diketahui, Donald Trump telah menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran pada 2018 lalu dan menerapkan sanki terhadap Iran.
Mengutip dari Global News, sanki AS terhadap Iran kini telah dilonggarkan atau dicabut berdasarkan ketentuan dan kesepakatan.
Akhir bulan lalu, pemerintah menjatuhkan sanksi terhadap 20 orang dan perusahaan Iran karena mendukung milisi Syiah yang bertanggung jawab atas serangan terhadap pasukan AS
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)