Virus Corona
Studi Tunjukkan Vaksin BCG untuk Tuberkulosis Secara Signifikan Kurangi Tingkat Kematian Covid-19
Para ilmuwan di Melbourne, Australia mulai memberikan vaksin BCG atau plasebo kepada ribuan petugas kesehatan.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Para ilmuwan di Melbourne, Australia mulai memberikan vaksin BCG atau plasebo kepada ribuan petugas kesehatan.
Semakin banyak bukti yang mengejutkan muncul, bahwa vaksin BCG yang diberikan untuk melawan Tuberkulosis (TB) dapat memberikan perlindungan terhadap Covid-19.
Secara signifikan vaksin BCG mengurangi tingkat kematian di negara-negara dengan tingkat vaksinasi tinggi.
Mengutip Irish Times, konsultan medis Irlandia bersama dengan ahli epiodemiologi Universitas Texas di Houston melakukan studi terhadap 178 negara.
Hasil studi tersebut menunjukkan, negara-negara dengan prgram vaksinasi, termasuk Irlandia, memiliki kasus virus corona jauh lebih sedikit dibanding dengan ketika program BCG tidak digunakan.
Baca: 2 Vaksin Untuk Covid-19 Siap Diuji Coba Pada Manusia
Baca: China akan Lakukan Uji Klinis 2 Vaksin Covid-19 ke Manusia

Lebih jauh, ahli urologi Paul Hegarty dari Mater Hospital Dublin, mengatakan, tingkat kematian setelah menggunakan vakin BCG 20 kali lebih sedikit.
Hegarty mengatakan, untuk mengurangi kemungkinan kesalahan, para peneliti mengevaluasi kembali kasus selama pandemi dan membuat perbandingan dengan negara-negara, termasuk Irlandia dan Inggris.
"Kami tidak berharap untuk melihat perbedaan yang signifikan," katanya.
Baca: WHO: 70 Vaksin Covid-19 Dikembangkan, dengan 3 Uji Coba Manusia
Baca: Berkaca dari Kisah Andrea Dian, Ganindra Bimo: Bisa Lawan Virus dengan Vaksin Cinta Teman & Keluarga
China akan Lakukan Uji Klinis Vaksin Covid-19 ke Manusia
Diberitakan sebelumnya, China mendapat lampu hijau untuk uji klinis terkait kandidat vaksin untuk Covid-19 pada Maret 2020 kemarin.
Lebih lanjut, kandidat vaksin tersebut dikembangkan oleh Akademi Ilmu Kedokteran Militer China yang didukung militer dan perusahaan bioteknologi yang terdaftar di Hong Kong, CanSino Bio.
Dikutip dari Straits Times, uji klinis ini terjadi tak lama setelah pengembang obat Amerika Serikat (AS), Moderna mengatakan telah memulai uji klinis manusia untuk vaksin mereka bersama dengan Institut Kesehatan Nasional AS.
Pada Selasa (14/4/2020) Xinhua melaporkan, China menyetujui uji klinis tahap awal untuk dua vaksin eksperimental kepada manusia.
Vaksin tersebut tengah dikembangkan oleh unit Sinovac Biotech yang terdaftar di Nasdaq, Beijing serta Intitut Produk Biologi Wuhan, afiliasi dari Grup Farmasi Nasional China.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)