Virus Corona
Tidak Pakai Masker di Singapura Didenda Rp 4 Juta, Kecuali Anak di Bawah 2 Tahun dan Olahraga Berat
Singapura mewajibkan semua orang yang keluar rumah untuk menggunakan masker, demi memutus rantai penyebaran Covid-19.
Penulis:
Ika Nur Cahyani
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Singapura mewajibkan semua orang yang keluar rumah untuk menggunakan masker, demi memutus rantai penyebaran Covid-19.
Melanggar hal ini, sama halnya dengan membangkang dari peraturan pemutusan penyebaran corona dan terancam denda sebesar USD 300 atau Rp 4,7 Juta.
Namun ada pengecualian untuk penggunaan masker ini, yakni kepada anak di bawa dua tahun dan orang setelah berolahraga berat.
Ini berdasarkan saran paramedis bahwa mereka tidak seharusnya memakai penutup hidung.
Mengutip Straits Times, aturan baru ini disampaikan Menteri Pembangunan Nasional, Lawrence Wong pada konferensi persnya Selasa (14/4/2020).
Baca: Sempat Dilarang, Penggunaan Zoom di Singapura Diperbolehkan dengan Perlindungan Tambahan
Baca: Sempat Diretas, Singapura Larang Penggunaan Zoom untuk Belajar di Rumah
Menurutnya, orang -orang yang sedang berlari atau jogging bisa memakai maskernya kembali setelah berolahraga.
Meskipun sudah ada peraturan wajib masker, Wong tetap menyarankan untuk memperbanyak waktu di rumah saja.
"Anda seharusnya tidak pergi keluar sebanyak mungkin."
"Tetapi pada kesempatan langka Anda harus keluar untuk membeli bahan makanan atau kebutuhan pokok, hanya pada saat itulah Anda mengenakan masker," jelasnya.

Wong mencatat sudah banyak warga Singapura yang mematuhi langkah ketat pemerintah ini.
Titik-titik keramaian seperti taman dan pasar basah juga sudah terkendali.
"Kita harus melipatgandakan upaya kita dan tetap di rumah," katanya.
Menteri ini mengingatkan bahwa anjuran memakai masker bisa lebih dari periode pembatasan sosial ketat yang akan berakhir pada 4 Mei mendatang.
Sebelumnya, pemerintah Singapura juga mengambil langkah mengurangi jumlah layanan penting.
Sekitar 20 persen pekerja Singapura, termasuk di antaranya pekerja asing terus bepergian ke kantor pelayanan penting.