Rabu, 20 Agustus 2025

Virus Corona

Kisah Pasutri Keliling Dunia Saat Pandemi Corona, Berbulan-bulan di Laut Tak Tahu Ada Badai Covid-19

ADA kejadian unik yang dialami pasangan Elena Manighetti dan Ryan Osborne yang tengah melakukan pelayaran keliling dunia. Mereka tak tau ada covid-19.

Facebook/@sailingkittiwake via dailymail.co.uk
Pasangan yang berlayar di Samudera Atlantik, Sabtu (25/4/2020). 

TRIBUNNEWS.COM - ADA kejadian unik yang dialami pasangan Elena Manighetti dan Ryan Osborne yang tengah melakukan pelayaran keliling dunia.

Mereka tidak tahu pada saat ini dunia tengah mengalami pandemi Covid-19
yang menelan korban jiwa sekira 190.896 orang di seluruh dunia.

Pada 2017, Elena Manighetti dan Ryan Osborne melakukan hal yang lama mereka impikan yaitu berhenti bekerja, membeli kapal, dan keliling dunia menggunakan kapal itu.

Mereka tetap kontak dengan keluarga, tapi punya satu syarat, tidak boleh mengabarkan berita buruk.

Pasangan asal Manchester, Inggris, ini sedang berlayar melintasi Samudra Atlantik dari Kepulauan Kanari menuju Karibia ketika, tanpa sepengetahuan mereka, virus corona sedang menyebar ke seluruh dunia.

Sesudah 25 hari di laut dan sangat sedikit berhubungan dengan dunia luar, pasangan ini berencana berlabuh di pulau kecil di Karibia pertengahan Maret.

Ketika mereka mendapat sinyal telepon sembari berlayar, mereka baru tahu perbatasan pulau itu sudah
ditutup dan dunia sedang dilanda oleh pandemi.

“Bulan Februari kami mendengar adanya virus di China.

Tapi sedikit sekali informasi yang kami punya, dan kami bayangkan saat tiba di Karibia, segalanya sudah
normal,” kata Elena.

Ryan menambahkan, “Ternyata yang terjadi sebaliknya. Kami baru tahu infeksi menyebar ke seluruh
dunia.”

Tim medis memeriksa seorang pasien yang terinfeksi virus corona di Rumah Sakit Jinyintan Wuhan pada 26 Januari 2020.
Tim medis memeriksa seorang pasien yang terinfeksi virus corona di Rumah Sakit Jinyintan Wuhan pada 26 Januari 2020. (EPA-Efe/STR)

Sepanjang waktu, pasangan ini nyaris tak punya akses ke internet. Mereka juga tak
berhubungan dengan keluarga dan teman-teman sehingga tak mengerti seberapa serius masalah sesungguhnya.

“Kami bilang ke kontak kami di darat, kami tak mau mendengar berita buruk,” kata Ellena, yang keluarganya tinggal di Lombardy, daerah paling terdampak Covid-19 di Italia.

“Kami mencoba berlabuh di wilayah Prancis di Karibia, tapi ketika tiba kami baru tahu perbatasan ditutup dan pulau itu tak mengizinkan orang masuk,” tambah Ryan.
Awalnya, mereka menyangka langkah itu hanya pencegahan sementara karena sedang musim ramai.

Mereka kemudian kembali ke kapal dan mengarahkannya ke Granada, akhirnya tiba di wilayah laut di mana sinyal telepon 4G cukup baik.
Mulailah mereka mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi dan mereka mulai paham besarnya
pandemi ini.

“Seorang teman kami sudah tiba di San Vincente, yang seharusnya jadi tempat tujuan kami.
Kami berhasil menghubunginya 10 jam sebelum tiba di pelabuhan. Ia bilang kami akan ditolak masuk
karena kami warga negara Italia, sekalipun faktanya sudah berbulan-bulan saya tak ke Italia,” kata Elena.

Pasangan Elena Manighetti dan Ryan Osborne berkeliling dunia menggunakan kapal sejak 2017. Tetapi, mereka tidak tahu jika dunia saat ini terjangkiti Covid-19.
Pasangan Elena Manighetti dan Ryan Osborne berkeliling dunia menggunakan kapal sejak 2017. Tetapi, mereka tidak tahu jika dunia saat ini terjangkiti Covid-19. (Sailing Kittiwake via BBC)

Rekam perjalanan
Beruntung pasangan ini merekam rute perjalanan mereka melalui sinyal GPS Mereka kemudian bisa memaparkan kepada pihak berwenang di San Vincente dan memperlihatkan bukti mereka tidak berada di Italia berbulan-bulan, dan hanya berada di lautan selama itu.
Baik Elena dan Ryan sangat kaget mendengar bagaimana pandemi ini memengaruhi kehidupan keluarga
mereka.

“Kampung halaman saya di wilayah Lombardy, satu di antara yang paling terdampak di dunia,”
katanya.

Ia bilang, percakapannya dengan ayahnya merupakan hal yang sulit. “Ia bilang ke saya untuk tidak
panik. Ia kirimkan berita di New York Times tentang Lombardy, dan ini tiba-tiba membuat saya melihat
kenyataan. Saya kaget sekali,” katanya.

Elena menyatakan ia ngeri mendengar kotanya kehabisan peti mati dan tidak ada tempat lagi tersisa
untuk pemakaman dan kremasi.

“Untungnya, keluarga saya aman di rumah dan telah mengisolasi diri
lebih dari enam minggu. Namun beberapa orang yang saya kenal telah meninggal dunia,” katanya.

Elena dan Ryan kini aman di Bequia, San Vicente, Karibia tetapi mereka tak tahu berapa lama mereka
bisa tinggal di sana.

"Kami tak ingin meninggalkan San Vicente saat ini, karena tak ada tempat yang
buka. Kami tinggal dulu di sini dan berencana akan berangkat lagi berlayar lagi sebelum musim badai
awal Juni nanti,” kata Elena.

Ia berharap bisa berlayar ke utara dan terus menjelajah Karibia.

Namun saat ini segalanya tampak tak

pasti dan pasangan ini sadar akan risiko kenyataan yang mereka hadapi yaitu terperangkap di antara
badai dan pandemi virus. (bbc)

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan