PM Johnson & Presiden Macron Sepakat, Pendatang dari Prancis ke Inggris Tak Perlu Dikarantina
Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson sepakat wisatawan dari Perancis ke Inggris tak perlu di karantina.
Penulis:
Inza Maliana
Editor:
Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan akan memberlakukan karantina kepada orang yang datang melalui jalur udara.
Hal itu ia sampaikan sebagai upaya mengantisipasi penyebaran pandemi global virus corona.
Namun, hal itu tidak berlaku bagi pendatang dari Prancis ke Inggris dan sebaliknya.
Wisatawan yang datang ke Inggris dari Prancis, disebut tidak perlu dikarantina.
Johnson dan Presiden Prancis Emmanuel Macron sepakat menyetujui rencana karantina penumpang pesawat itu.
"Tidak ada langkah-langkah pemberlakuan karantina untuk pendatang dari Prancis pada tahap ini," ujar Johnson, mengutip dari Sky News.

Baca: Boris Johnson Umumkan Pembukaan Kembali Inggris Secara Bertahap
Kedua negara itu telah menyetujui langkah-langkah menghadapi Covid-19 pada Senin (11/5/2020) melalui sambungan telepon.
"Segala tindakan di kedua sisi akan dilakukan secara bersama dan timbal balik," tulis mereka dalam sebuah pernyataan.
Sebuah kelompok kerja yang terdiri dari pejabat Prancis dan Inggris akan dibentuk.
Tujuannya untuk memastikan kebijakan ini terjadi dalam beberapa minggu mendatang.
Awal minggu ini, Prancis mengatakan langkah-langkah karantina dan isolasinya akan dilakukan untuk semua pendatang.
Namun, untuk saat ini, langkah tersebut tidak berlaku bagi negara-negara Uni Eropa atau Inggris.
Johnson juga tidak memberikan batas waktu kapan diumumkankannya karantina bagi para pendatang.
Sebab, sejauh ini sebagian besar telah menolak kebijakan tersebut, kecuali yang datang dari Wuhan dan seluruh China pada awal pandemi.

Baca: PM Inggris, Boris Johnson Minta Warga Kembali Kerja dan Rilis Slogan yang Bingungkan Publik
Inggris longgarkan lockdown
Sebelumnya, pada Minggu (10/5/2020) sang perdana menteri mengumumkan beberapa tindakan penguncian akan dilonggarkan.
Misalnya, mereka yang tidak dapat bekerja dari rumah didorong untuk masuk.
Mulai hari Rabu (13/5/2020), orang yang tinggal di Inggris akan diizinkan duduk di taman, berolahraga sebanyak yang mereka inginkan, pergi ke tujuan lain dan bermain olahraga.
Kendati demikian, Johnson mengumumkan denda akan meningkat bagi mereka yang melanggar aturan.
Dia juga mengatakan Inggris bertujuan untuk membuka kembali sekolah dan toko secara bertahap mulai 1 Juni.
Pada bulan Juli, ia berharap bisa membuka kembali beberapa industri perhotelan dan tempat-tempat umum lainnya.
Baca: Dua Pekan Inggris Karantina yang Tiba di Terminal Kedatangan Demi Cegah Gelombang Kedua Corona
Pembuatan sistem pelacak corona
Secara terpisah, Boris Johnson juga mengumumkan pembuatan sistem peringatan untuk melacak virus corona.

Setelah langkah-langkah tersebut disampaikan Boris Johnson, Wali Kota London, Sadiq Khan mengunggah cuitan di Twitter.
Khan menegaskan, penduduk kota harus terus bekerja dari rumah, jika mereka isa.
Ia juga mendesak warga untuk tidak menggunakan transportasi umum.
"Saya ingin sejelas mungkin dengan warga London, langkah-langkah jarak sosial masih diberlakukan," kata Khan.
"Kamu harus tetap tinggal di rumah sebanyak mungkin dan menjaga jarak dua meter dengan aman dari orang lain saat kami keluar," lanjutnya.
(Tribunnews.com/Maliana/Andari Wulan)