Virus Corona
3 Provinsi di China yang Berbatasan dengan Rusia & Korea Utara Dilanda Gelombang Kedua Wabah Corona
Infeksi Covid-19 yang terlacak di kota kecil perbatasan Rusia dan beberapa kasus baru di Wuhan memicu kekhawatiran akan gelombang dua wabah di China
Tidak ada taksi yang boleh meninggalkan kota dan semua transportasi umum telah ditangguhkan.
Kendati demikian, awal mula infeksi di Shulan masih menjadi misteri.
Komisi kesehatan Provinsi Jilin mengatakan, penularan Covid-19 berasal dari seorang wanita berusia 45 tahun yang tidak memiliki riwayat tinggal atau bepergian di luar provinsi.
Bahkan wanita tersebut tidak memiliki riwayat kontak dengan orang dari luar negeri atau provinsi utama yang terdampak pandemi secara parah.

Dalam beberapa pekan terakhir, China menutup perbatasan dan melakukan pembatasan sosial di wilayah yang berbatasan dengan Rusia.
Salah satunya adalah Suifenhe, yang terletak di sebelah timur Provinsi Heilongjiang.
Hal tersebut dilakukan setelah beberapa orang yang kembali ke China melalui perbatasan didiagnosa positif corona.
Menurut akun WeChat pemerintah setempat, pada 2 Mei otoritas kesehatan Shulan mengatakan, dalam tiga minggu terakhir April, 308 warga Shulan kembali dari Rusia melalui pelabuhan Suifenhe dan Manzhouli.
Sebanyak delapan orang dikarantina di rumah sakit penyakit menular Jilin dan 300 lainnya diisolasi di kota Shulan.
Sementara itu, di Wuhan terdapat lima kasus infeksi baru setelah sebulan bebas wabah.
Sebanyak 17 kasus infeksi baru di China mayoritas berasal dari transmisi lokal, tertinggi dalam hampir dua minggu.
Baca: Amerika Serikat Sebut Peretas China Coba Curi Dokumen Penelitian Vaksin Covid-19
Baca: FBI: Peretas China Berniat Curi Penelitian tentang Vaksin Covid-19
Fakta ini membuat publik China khawatir dengan adanya gelombang kedua wabah.
"Kami masih perlu mengambil tindakan perlindungan, lima kasus benar-benar mengerikan," tulis seorang pengguna di Weibo.
"Sebelum (sekarang) hampir tidak ada kasus dari asimptomatik ke diagnosis yang dikonfirmasi di provinsi Hubei," tulis yang lain.
"Pemerintah harus menanggapi masalah sosial secara tepat waktu," tambahnya.
"Saya merasa sedikit rileks dan sekarang mulai lagi, dan saya mulai panik lagi. Ayo, Wuhan," kata netizen lainnya.
China telah melaporkan total 82.918 kasus dan jumlah kematian 4.633.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)