Sabtu, 6 September 2025

Virus Corona

Perancis Keberatan Amerika Diprioritaskan Mendapat Vaksin Covid-19

Perancis tidak terima atas sikap memprioritaskan Amerika Serikat (AS) dalam memperoleh vaksin virus corona (Covid-19).

NICOLAS ASFOURI / AFP
Dalam gambar yang diambil pada 29 April 2020, seorang ilmuwan menunjukkan vaksin eksperimental untuk virus corona COVID-19 yang diuji di Laboratorium Kontrol Kualitas di fasilitas Biotek Sinovac di Beijing. Sinovac Biotech, yang melakukan salah satu dari empat uji klinis yang telah disetujui di China, telah mengklaim kemajuan besar dalam penelitiannya dan hasil yang menjanjikan di antara monyet. 

Perancis Keberatan Amerika Dapat Prioritas Peroleh Vaksin Covid-19

TRIBUNNEWS.COM, PARIS -  Perancis tidak terima atas sikap memprioritaskan Amerika Serikat (AS) dalam memperoleh vaksin virus corona (Covid-19).

Hal itu merupakan respons, setelah perusahaan farmasi di Prancis, Sanofi, mengatakan, vaksin Covid-19 yang mereka temukan akan dikirimkan terlebih dahulu ke AS.

Perdana Menteri Perancis Edouard Philippe menegaskan keberatan, karena seluruh negara memiliki akses yang sama, tanpa adanya prioritas tertentu untuk setiap vaksin virus corona yang dikembangkan oleh raksasa farmasi Sanofi.

Para ilmuwan tengah berlomba-lomba untuk menemukan obatCdan vaksin untuk penyakit yang telah menewaskan hampir 300.000 orang di seluruh dunia, termasuk lebih dari 84.000 di AS.

"Sebuah vaksin Covid-19 harus dipertuntukkan untuk publik di dunia," kata Edouard Philippe pada Kamis (15/5/2020).

"Semua negara harus punya akses yang sama dan itu tidak untuk dinegosiasikan," tegasnya.

Dia berbicara setelah CEO Sanofi Paul Hudson mengatakan kepada Bloomberg News pada Rabu (13/5/2020), "Pemerintah AS memiliki hak pertama untuk melakukan pemesanan terbesar."

Karena AS telah membantu mendanai penelitian vaksin tersebut.

Pernyataan Hudson langsung berbuah kemarahan dari Pemerintah Perancis.

Perancis mengecam keras kebijakan Sanofi yang memprioritaskan vaksin virus Corona untuk AS.

"Bagi kami, itu tidak dapat diterima, jika mereka memberikan akses istimewa ke negara ini dan itu hanya karena alasan keuangan," ujar Wakil Menteri Keuangan Prancis, Agnes Pannier-Runacher, Kamis (15/5/2020).

Sanofi bekerjasama dengan perusahaan farmasi Inggris, GlaxoSmithKline dalam pengembangan vaksin Covid-19.

Kemitaraan antara Sanofi dan GlaxoSmithKline didanai oleh Biomedical Advanced Research and Development Authority, bagian dari Kementerian Kesehatan AS.

Lebih dari 90 vaksin saat ini sedang dikembangkan secara global. Delapan diantaranya tengah memasuki tahap uji klinis.

Halaman
12
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan