Minggu, 7 September 2025

Virus Corona

Terapkan 'Lockdown', Angka Infeksi Corona di India Lampaui China, tapi Penularannya Melambat

Total kasus infeksi Covid-19 di India naik hingga totalnya 85.940 pada Sabtu (16/5/2020) ini melampui China.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
AFP/BHUVAN BAGGA
Pekerja migran India bersama keluarganya berbaris di terminal bus Anand Vihar untuk pulang ke desanya saat pemerintah memberlakukan lockdown, sebagai tindakan pencegahan atas penyebaran virus corona baru Covid-19 di New Delhi, Sabtu (28/3/2020). Pada 28 Maret 2020 puluhan ribu pekerja migran India beserta keluarganya 28 berjuang memasuki bus yang dikelola negara bagian terpadat di India, untuk membawa mereka ke kampung halaman mereka di tengah pandemi virus corona. AFP/BHUVAN BAGGA 

TRIBUNNEWS.COM - Total kasus infeksi Covid-19 di India naik hingga totalnya 85.940 pada Sabtu (16/5/2020) ini melampui China.

Meski sudah melakukan kuncian nasional dengan ketat, angka infeksi masih terus mengalami kenaikan, sebagaimana dikutip dari Reuters

Worldometers pada Sabtu (16/5/2020) pukul 19.00 WIB mencatat ada 86.508 kasus infeksi di India, naik sebanyak 724.

Para pemimpin negara, bisnis, dan pekerja India telah meminta Perdana Menteri Narendra Modi untuk membuka kembali ekonomi yang terpuruk ini.

Baca: Kecelakaan Truk di India Tewaskan 23 Pekerja Migran saat Perjalanan Pulang ke Desa

Baca: Imbas Lockdown, Ibu di India Ini Nekat Mudik dengan Jalan Kaki Sejauh 160 km setelah Melahirkan

Namun pemerintah diperkirakan akan memperpanjang lockdown ini.

Sejauh ini angka kematian di India tampak jauh lebih baik, menurut data kementerian kesehatan ada 2.752 kematian dibandingkan dengan milik China, yakni 4.600an.

Ilustrasi pekerja di India.
Ilustrasi pekerja di India. (PTI via timesnownews.com)

Namun pantauan terakhir, angka kematian di India kembali bertambah hingga kini totalnya 2.760.

Jumlah pasien sembuh ada 30.773 orang.

Sementara itu, angka kematian yang tinggi juga dialami Amerika Serikat, Inggris, dan Italia.

Menteri Kesehatan, Harsh Vardhan menilai sedikitnya angka kematian dikarenakan penularan Covid-19 yang lambat di India.

Sebab saat ini butuh waktu 11 hari untuk angka kasus baru bertambah menjadi dua kali lipat.

Padahal sebelumnya kasus infeksi bertambah dua kali lipat hanya dalam tiga setengah hari.

"Jelas situasinya telah membaik karena terkunci."

"Kami telah menggunakan periode penguncian ini untuk mempercepat tindakan kesehatan masyarakat seperti deteksi kasus, pelacakan kontak, isolasi dan manajemen kasus," kata Vardhan.

Pemerintah India juga meyakini rendahnya angka kematian bisa jadi karena mayoritas orang yang terinfeksi virus itu asimptomatik.

Pekerja kota yang mengenakan pakaian hazmat berjalan di daerah residensial untuk survei kesehatan dari pintu ke pintu rumah warga, selama penguncian nasional yang diberlakukan pemerintah sebagai tindakan pencegahan terhadap coronavirus COVID-19, di Kolkata. India. Rabu (29/4/2020). (AFP/Dibyangshu SARKAR)
Pekerja kota yang mengenakan pakaian hazmat berjalan di daerah residensial untuk survei kesehatan dari pintu ke pintu rumah warga, selama penguncian nasional yang diberlakukan pemerintah sebagai tindakan pencegahan terhadap coronavirus COVID-19, di Kolkata. India. Rabu (29/4/2020). (AFP/Dibyangshu SARKAR) (AFP/DIBYANGSHU SARKAR)

Bahkan mungkin banyak dari mereka memiliki gejala ringan.

Sementara adanya lockdown nasional ini menurut pemerintah sangat membantu mengurangi infeksi lebih besar sejak awal pandemi masuk India.

Sepertiga dari kasus penularan berasal dari Maharashtra dengan Mumbai yang paling parah, diikuti oleh Tamil Nadu, Gujarat, dan Delhi.

Nahasnya, wilayah ini merupakan pusat ekonomi paling penting di negara India.

Sehingga pemerintah harus berpikir dua kali untuk kembali membuka ekonomi tanpa memicu lonjakan infeksi yang besar.

"India masih dalam fase pertumbuhan, karena total kasus masih meningkat."

"Kasus aktif tumbuh pada 3,8% (setiap hari) dan ini perlu turun menjadi 0% dan kemudian menurun agar negara pulih secara keseluruhan," kata pakar Brookings dan mantan anggota Dewan Penasihat Ekonomi Perdana Menteri India, Shamika Ravi.

Baca: Corona Sebabkan Emisi Karbon di India Menurun Drastis untuk Pertama Kalinya dalam Empat Dekade

Baca: Insiden Bentrokan di Perbatasan China-India, Lukai 11 Tentara dari Kedua Negara

Otoritas kesehatan India kini sedang fokus pada jumlah tes yang dilakukan negara.

Menurut mereka, jumlah tes yang dilakukan masih sangat rendah dibanding dengan populasi India yang sangat padat.

Sebelumnya, negara ini telah meningkatkan tes Covid-19 sejak awal April hingga 100.000 pada minggu ini.

Akan tetapi dengan 1,3 miliar penduduk, berdasarkan perhitungan per-kapita India jauh tertinggal dari negara besar lainnya seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Italia.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan