Virus Corona
AS Sudah Temukan 100 Calon Vaksin Covid-19, Target Selesai Akhir 2020
Gedung Putih (kantor Presiden AS) menargetkan sudah akan memiliki 300 juta dosis vaksin pada akhir 2020.
Penulis:
Febby Mahendra
Editor:
Dewi Agustina
Oxfam memperingatkan, jika negara-negara kaya dan perusahaan farmasi besar hanya mengedepankan kepentingan negara dan sektor privat tanpa mempertimbangkan kondisi negara lain, vaksin akan semakin sulit diakses oleh kelompok rentan, terutama mereka yang tinggal di negara berkembang.
Uni Eropa telah mengusulkan pengumpulan paten dan lisensi silang secara sukarela untuk vaksin, perawatan, dan tes virus corona dalam rancangan resolusi mereka untuk Majelis Kesehatan Dunia.
Jika usulan ini diwajibkan di seluruh dunia, semua negara dapat memastikan produksi dan impor vaksin, perawatan, dan tes yang tersedia dengan biaya yang lebih rendah.
Baca: Rekam Warga Saat Dijemput Petugas Ambulans, Pasien Covid-19 Tak Terima dan Ngamuk: ODP Kamu, ODP!
Namun, Oxfam menyebutkan ada sebuah dokumen yang bocor mengungkapkan pemerintahan Trump tengah mencoba untuk menghapus aturan lisensi silang (pooled patent) dan mendorong hak paten industri farmasi.
Jika pernyataan ini lolos, perusahaan farmasi akan memiliki hak eksklusif untuk melancarkan monopoli yaitu memproduksi dan menetapkan sendiri harga setiap vaksin, perawatan, dan tes yang mereka kembangkan.
Bahkan jika uang pajak telah digunakan untuk mendanai penelitian dan pengembangan tersebut.
"Vaksin, tes dan perawatan harus didistribusikan sesuai dengan kebutuhan dan tidak dilelang kepada penawar tertinggi. Kami membutuhkan vaksin, perawatan, serta tes yang aman dan bebas paten yang dapat diproduksi secara massal di seluruh dunia. Distribusi pun harus dilakukan secara jelas dan adil bagi mereka yang membutuhkan," kata Vera.(cnn/rtr/feb)