Rusuh di Amerika Serikat
Pengacara Sebut Kematian George Floyd Pembunuhan Berencana
Si polisi yang menindih lehernya, Derek Chauvin, ditangkap pada Jumat 929/5/2020) dan dikenakan dengan dakwaan pembunuhan tingkat tiga.
Editor:
Sanusi
Beberapa kota pun menerapkan jam malam, seperti Los Angeles, Minneapolis, Chicago, Denver, Atlanta, San Francisco, hingga Seattle.
Di Los Angeles, Gubernur California Gavin Newsom mengumumkan keadaan darurat, dengan pasukan Garda Nasional dikerahkan.
Keputusan itu diambil setelah sejumlah toko dijarah, termasuk di kawasan terkenal Melrose and Fairfax, dengan ada tempat yang dibakar.
Di Salt Lake City, Reuters melaporkan seorang pria yang mengarahkan busur serta anak panah ke arah pendemo berakhir dengan dia dihajar.
Penasihat keamanan nasional AS, Robert O'Brien, kepada CNN meyakini bahwa polisi rasis sudah mengakar dalam sistem penegakan hukum mereka.
"Jelas ada polisi rasis. Namun, saya pikir mereka sifatnya minoritas. Mereka inilah yang memberikan contoh buruk dan kami harus membasminya.
Tak hanya di AS, unjuk rasa menyikapi tewasnya Floyd di tangan Chauvin juga terjadi di Inggris, di mana mereka mengabaikan lockdown virus corona.
Ribuan orang mengabaikan aturan pembatasan sosial dengan berkumpul di Lapangan Trafalgar, sebelum berpindah ke Kedutaan Besar AS.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kematian George Floyd Disebut Pembunuhan Berencana"