Rabu, 20 Agustus 2025

Rusuh di Amerika Serikat

Adik George Floyd Minta Pendemo Berhenti Menjarah: Itu Tidak akan Membuat Kakakku Kembali

Adik George Floyd, Terrence Floyd, meminta para pendemo di seluruh penjuru Amerika Serikat, untuk berhenti menjarah dan berbuat ricuh.

AFP/Apu Gomes
Warga berlari dengan membawa barang-barang hasil menjarah di sebuah toko pakaian saat terjadi aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd, di Long Beach, California, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020) waktu setempat. Meninggalnya George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika, saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu memicu gelombang aksi unjuk rasa dan kerusuhan di kota-kota besar di hampir seantero Amerika Serikat. AFP/Apu Gomes 

TRIBUNNEWS.COM - Adik George Floyd, Terrence Floyd, meminta para pendemo di seluruh penjuru Amerika Serikat, khususnya Minneapolis, untuk berhenti menjarah dan berbuat ricuh.

Dikutip Tribunnews.com dari cbsnews.com, Terrence di tengah-tengah para pendemo menyebut bahwa tindakan kerusuhan itu tidak akan membuat George Floyd kembali.

Ini adalah pertama kalinya Terrence muncul di depan publik.

"Apa yang kalian lakukan? Kalian tidak melakukan apa-apa! Karena itu tidak akan membuat kakakku kembali," ujar Terrence, Senin (1/6/2020).

Tampaknya, para pendemo di Minneapolis benar-benar mendengarkan ucapan Terrence.

Demo yang sebelumnya sempat ricuh kemudian menjadi damai pada Senin malam.

Baca: George Floyd Tewas di Tangan Polisi, 3 Data Ini Tunjukkan Bagaimana Hukum AS Perlakukan Kulit Hitam

Baca: Penyebab Demo Bela George Floyd Terjadi di Inggris Meski Pembunuhan di AS, Ada Kasus Serupa

Sejumlah demonstran berlutut dan mengangkat tangan saat melakukan aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020) waktu setempat. Meninggalnya George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika, saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu memicu gelombang aksi unjuk rasa dan kerusuhan di kota-kota besar di hampir seantero Amerika Serikat. AFP/Chandan Khanna
Sejumlah demonstran berlutut dan mengangkat tangan saat melakukan aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020) waktu setempat. Meninggalnya George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika, saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu memicu gelombang aksi unjuk rasa dan kerusuhan di kota-kota besar di hampir seantero Amerika Serikat. AFP/Chandan Khanna (AFP/Chandan Khanna)

Mereka duduk-duduk berkumpul di sekitar tempat George Floyd dibunuh oleh mantan polisi Derek Chauvin.

Terrence meminta para pendukung George Floyd untuk berhenti berpikir bahwa suara mereka tak pernah didengarkan.

Ia juga mengingatkan para demonstran bahwa mereka bisa menggunakan hak pilih untuk nasib AS ke depannya.

"Mari kita berhenti berpikir bahwa suara kita tidak penting dan gunakan hak pilih," ujarnya kepada para demonstran.

"Dan itulah cara kita untuk mengalahkan mereka, karena yang lebih penting adalah, ada banyak di antara kita," ucapnya.

Baca: Di Tengah Demo Ricuh Bela George Floyd, Donald Trump Melenggang ke Gereja yang Sempat Terbakar

Baca: Demo Kasus George Floyd dan Tambahan 21.000 Kasus Baru Covid-19 di Amerika Serikat

Terrence pun kembali mengajak para demonstran untuk berdemo dengan damai dan selalu menggaungkan nama sang kakak.

"Tetap gaungkan nama kakakku," ajak Terrence, dikutip dari abcnews.go.com.

"Kita masih akan melakukan ini (demo) dengan damai," janjinya.

Dalam wawancara sebelumnya pada Minggu (31/5/2020), Terrence juga sempat meminta pendemo untuk berhenti melakukan kerusakan.

Ia mengaku memahami amarah para pendemo, namun ia tak ingin George Floyd dikenang dengan kerusakan para pendukungnya.

"Kadang aku marah, kadang aku ingin memukul kepala orang. Aku ingin menggila," kata Terrence.

"Tapi aku di sini. Kakakku bukan orang yang seperti itu. Kakakku suka perdamaian. Kau akan mendengar banyak orang bilang dia adalah sosok raksasa yang lembut," tuturnya.

Pekerja memasang papan penutup toko usai terjadi aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd, di Los Angeles, California, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020) waktu setempat. Meninggalnya George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika, saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu memicu gelombang aksi unjuk rasa dan kerusuhan di kota-kota besar di hampir seantero Amerika Serikat. AFP/Agustin Paullier
Pekerja memasang papan penutup toko usai terjadi aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd, di Los Angeles, California, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020) waktu setempat. Meninggalnya George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika, saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu memicu gelombang aksi unjuk rasa dan kerusuhan di kota-kota besar di hampir seantero Amerika Serikat. AFP/Agustin Paullier (AFP/Agustin Paullier)

Neeno Sky, seorang pendemo kulit hitam di Minneapolis datang bersama keponakannya yang masih kecil.

Sky merasa senang karena orang-orang menyuarakan hak orang kulit hitam.

"Segalanya berada dalam kegelapan, kini ada secercah cahaya," ungkap Sky penuh harap.

Sky berdoa dengan adanya demo ini bisa memperbaiki kehidupan orang kulit hitam seperti keponakannya.

"Aku berdoa akan ada perubahan karena tampaknya ada banyak harapan," ujar Sky.

Sky menyebut demo di hampir seluruh penjuru AS ini nantinya bisa membuat aparat berpikir dua kali ketika akan memperlakukan orang kulit hitam dengan tidak adil.

Ia mengatakan, jika pemerintah ingin siklus kekacauan ini berhenti, maka mereka harus mengubah sistem yang ada.

Sistem yang dimaksud Sky ia deskripsikan dalam tiga kata, yakni aman, bebas, dan damai.

Baca: Seperti Apa Kondisi Penjara Level Maksimum Tempat Baru Polisi Penindih Leher George Floyd?

Baca: Para Pesohor Gabung Demo Kematian George Floyd, Aktor Ini Ditangkap dan Diborgol

Diketahui, pihak keluarga George Floyd sudah membeberkan hasil autopsi.

George Floyd disebut meninggal karena sesak napas akibat tekanan pada leher dan punggung.

Hasil autopsi ini berbeda dari autopsi resmi wilayah Hennepin yang menyebut George Floyd meninggal karena serangan jantung saat ditangkap.

Namun, kedua hasil autopsi menyebut kematian George Floyd sebagai akibat dari pembunuhan.

(Tribunnews.com/ Ifa Nabila)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan