Rusuh di Amerika Serikat
Setelah Wartawan Kulit Hitam, Polisi Lumpuhkan Jurnalis Kulit Putih dalam Demo Bela George Floyd
Setelah wartawan kulit hitam CNN, kini jurnalis kulit putih dilumpuhkan polisi dengan cara ditindih lalu dipenjara.
Penulis:
Ifa Nabila
Editor:
Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Wartawan kulit hitam dari CNN, Omar Jimenez, sempat ditangkap oleh polisi dan diperlakukan dengan kasar dalam demo bela George Floyd di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, pada Jumat (29/5/2020).
Selain Jimenez dan krunya, kejadian serupa juga dialami seorang jurnalis kulit putih dari Huffpost, Christopher Mathias, di New York, AS, Sabtu (30/6/2020).
Namun, Mathias baru menceritakan peristiwa ini pada Rabu (3/6/2020) di mana polisi berusaha melumpuhkannya dengan tindakan serta ucapan kasar.
Dikutip Tribunnews.com dari huffpost.com, Mathias menceritakan kericuhan yang terjadi di New York malam itu.
Mathias menceritakan pendemo yang terkena pukulan tongkat oleh aparat kepolisian.
Polisi berusaha menyerang pendemo yang tidak gentar dan terus meneriakan nama George Floyd.
Baca: Video Pria Kulit Putih Ngamuk dengan Pisau Cakar Seperti Wolverine dalam Demo Bela George Floyd
Baca: Semua Polisi yang Terlibat Tewasnya George Floyd Kini Telah Ditahan
Para pendemo juga meneriakan kata kasar kepada polisi sambil naik ke atas bus kota yang ditinggalkan oleh sopirnya.
Pendemo sempat bubar ketika helikopter kepolisian terbang tepat di atas mereka.
Sebagai wartawan, Mathias berusaha merekam peristiwa itu.
"Saya berusaha merekam serangan polisi sambil berjalan mundur bersama sekelompok demonstran, kartu pers saya masih tergantung di leher," ujar Mathias.
Namun kemudian seorang polisi berlari ke arah Mathias dan menabraknya dengan bahu sembari mengusirnya.
"Minggir!" teriak polisi tersebut padahal di sekitar Mathias ada banyak celah longgar.
Mathias pun meneriakkan kata kasar kepada polisi itu hingga polisi kembali ke arahnya.
Baca: Demo Bela George Floyd: Para Pengunjuk Rasa dan Polisi Bentrok di Luar Kedutaan AS di Yunani
Baca: Polwan Terlibat Penembakan dalam Demo Bela George Floyd, Menewaskan Pria Kulit Hitam David McAtee

Polisi itu menekan tongkatnya ke dada Mathias dan mendorongnya hingga jatuh ke trotoar.
Polisi lain pun ikut berusaha melumpuhkan Mathias.
"Saya tidak tahu ada berapa banyak polisi yang menindih saya, tapi ada banyak," ungkap Mathias.
Sekujur tubuh Mathias pun ditekan ke jalan oleh para polisi untuk melumpuhkan sang wartawan.
"Lutut atau kaki polisi menekan kepala dan leher saya ke jalan. Tangan mereka menarik kaki dan tangan saya ke arah lain, sementara suara yang lain meneriakkan permintaan yang mustahil," paparnya.
Dalam kondisi sekujur tubuh ditekan ke jalan, Mathias masih diminta agar meletakkan kedua tangannya ke belakang punggung.
Bahkan Mathias yang tak berdaya juga diteriaki agar tidak melawan.
Mathias berusaha meminta para polisi untuk melihat kartu persnya.
"Saya memberitahu mereka bahwa saya adalah seorang wartawan. Saya memohon kepada mereka untuk mengambil ponsel saya, yang mana sudah jatuh selama percekcokan," ternangnya.
Seorang polisi pun meneriakkan kata kasar kepada Mathias karena dianggap banyak omong.
Mathias akhirnya diborgol dan dipaksa berdiri oleh seorang polisi yang kembali meneriakkan kata kasar kepadanya.
Mathias terus memohon untuk diambilkan ponselnya yang berisi rekaman liputannya hari itu namun polisi menolaknya.
Mathias kemudian diseret ke kantor polisi dan dikumpulkan bersama para demonstran yang sudah tertangkap sebelumnya.
Ia juga ditempatkan di dalam penjara bersama 15 orang lainnya yang didominiasi orang kulit hitam.
Seorang pendemo kulit putih mengalami patah kaki dan meringkuk di lantai tahanan.
Pendemo itu memohon agar diberikan tindakan medis dan pihak polisi menyebut pertolongan akan segera datang.
Hingga tengah malam, Mathias dipindahkan ke kantor polisi lain kemudian diproses dan dibebaskan.
Baca: Polwan Terlibat Penembakan dalam Demo Bela George Floyd, Menewaskan Pria Kulit Hitam David McAtee
Pendemo Kulit Hitam Tewas
Pria kulit hitam bernama David McAtee tertembak dalam demo membela George Floyd di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020).
Dikutip Tribunnews.com dari theintercept.com, McAtee disebut terbunuh oleh aparat keamanan dalam demo yang ricuh.
Pada Senin (1/6/2020) malam, jenazah McAtee masih tergeletak di jalan, sehingga sudah lebih dari 12 jam ia dibiarkan saja.
Diketahui, McAtee adalah pemilik warung barbekyu lokal yang cukup dikenal di lingkungannya.

McAtee memiliki bisnis YaYa's BBQ dan diketahui gemar memberi makan para polisi secara gratis.
Ia menjadi korban tewas ketika aparat kepolisian dan Garda Nasional menembaki demonstran yang berkumpul di sebuah tempat parkir.
Para pendemo menyebut pihak mereka tidak sedang ricuh ketika polisi tiba di tempat demo.
Sementara pihak kepolisian mengklaim mereka hanya membalas tembakan dari para demonstran.
Gubernur Kentucky, Andy Beshear menyebut belum bisa dipastikan McAtee tertembak oleh polisi Lousville atau Garda Nasional.
Wali Kota Louisville Greg Fischer menyebut pihak polisi belum mengaktifkan kamera tubuh dalam kericuhan itu sehingga sulit dilacak.
Namun, Kepala Polisi Steve Conrad dipecat sebagai buntut kematian McAtee.
(Tribunnews.com/ Ifa Nabila)