Selasa, 19 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Kemlu RI Klaim Tak Berunding dengan Israel soal Penempatan Warga Gaza di Pulau Galang Kepulauan Riau

Vahd Nabyl Achmad Mulachela menegaskan, bahwa Indonesia sama sekali tidak berunding dengan Israel terkait upaya bantuan bagi warga Gaza tersebut.

Tangkapan layar YouTube ABS-CBN News
WARGA GAZA - Tangkapan layar YouTube ABS-CBN News diambil pada Rabu (6/8/2025) memperlihatkan warga Palestina di Khan Yunis sedang berdesakan untuk mendapatkan bantuan makanan pada 4 Agustus 2025. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) membantah pemberitaan media Israel yang menyatakan bahwa RI saat ini tengah berunding dengan negeri zionis terkait rencana pemindahan warga Gaza yang menjadi korban perang ke Pulau Galang, Kepulauan Riau. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) membantah pemberitaan media Israel yang menyatakan bahwa RI saat ini tengah berunding dengan negeri zionis terkait rencana pemindahan warga Gaza yang menjadi korban perang ke Pulau Galang, Kepulauan Riau.

Pulau Galang adalah sebuah pulau yang terletak di wilayah Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Pulau ini memiliki sejarah panjang sebagai tempat misi kemanusiaan dan kini kembali menjadi sorotan karena rencana pemerintah menjadikannya lokasi pengobatan bagi warga Gaza yang menjadi korban konflik.

Baca juga: Beredar Foto Sniper Israel Bidik Warga Gaza di Lokasi Pembagian Bantuan

Juru Bicara Kemlu RI Vahd Nabyl Achmad Mulachela menegaskan, bahwa Indonesia sama sekali tidak berunding dengan Israel terkait upaya bantuan bagi warga Gaza tersebut.

Warga Gaza adalah penduduk yang tinggal di Jalur Gaza, sebuah wilayah sempit di pesisir timur Laut Mediterania yang menjadi bagian dari Palestina. Mereka saat ini hidup dalam kondisi yang sangat sulit akibat konflik berkepanjangan antara Israel dan Hamas, blokade, serta krisis kemanusiaan yang parah.

“Dapat kami sampaikan bahwa tidak ada perundingan dengan Israel,” kata Nabyl saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Senin (18/8/2025).

Terpisah, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengatakan bahwa pemerintah sangat berhati - hati dalam memutuskan evakuasi ribuan warga Gaza ke Indonesia. 

Termasuk dalam persiapan berbagai skenario alternatif seperti memanfaatkan fasilitas kesehatan di Pulau Galang

Pemerintah Indonesia masih mengkaji matang penggunaan Pulau Galang sebagai tempat perawatan warga Gaza yang terluka. Ini karena kondisi Pulau Galang berbeda seperti saat digunakan sebagai tempat karantina Covid-19.

“Harus kita lihat bahwa kondisi pulau Galang hari ini kan juga tidak lagi seperti 2-3 tahun yang lalu. Jangan sampai kemudian semangat kita itu misalnya nanti akan menimbulkan masalah lain. Kita sangat berhati-hati," katanya.

Sebelumnya Menlu RI Sugiono mengatakan, alasan Pulau Galang dipilih jadi lokasi penampungan warga Gaza korban perang, karena Pulau Galang pernah digunakan sebagai tempat perawatan pasien Covid-19. Di sana, sudah terbangun infrastruktur medis yang memadai untuk pengobatan berskala besar.

Baca juga: Pemerintah Bersikap Hati-hati terkait Penggunaan Pulau Galang untuk Pengobatan 2.000 Warga Gaza

"Kemarin Presiden menyebut Pulau Galang, kita juga lagi sedang lihat. Karena waktu itu kan pernah dipakai untuk tempat perawatan Covid. Jadi ada infrastrukturnya sudah di sana. Kemudian kita masih juga lihat alternatif-alternatif lain," kata Sugiono.

Sebagaimana diberitakan oleh The TImes of Israel, Pemerintah Israel dilaporkan tengah berunding dengan lima negara, yakni Somaliland, Uganda, Sudan Selatan, Libya dan Indonesia terkait potensi penempatan warga Palestina di Jalur Gaza.

Kelima negara ini disebut terbuka dengan gagasan ini, tapi belum ada keputusan konkret apapun yang ditetapkan.

“Beberapa negara menunjukkan keterbukaan yang lebih besar daripada sebelumnya untuk menerima imigrasi sukarela dari Jalur Gaza," kata seorang sumber diplomatik Israel seperti dari The Times of Israel, Kamis (14/8).

Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu mengungkap dukungannya terhadap penempatan warga Gaza di negara - negara yang selama ini menyuarakan dukungannya terhadap Palestina.

“Semua orang yang peduli terhadap Palestina dan mengatakan ingin membantu Palestina harus membuka pintu bagi mereka. Apa yang Anda khutbahkan kepada kami? Kami tidak mengusir mereka, kami memungkinkan mereka untuk pergi,” kata Netanyahu seperti dikutip dari i24News.

 

 

 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan