Sabtu, 16 Agustus 2025

Rusuh di Amerika Serikat

Kata Pengacara: Bukan Covid-19, Tapi Pandemi Rasisme yang Tewaskan George Floyd

Namun tegas Crump, pandemi lain bernama rasisme dan diskriminasi lah penyebab George FLoyd tewas

AFP/MICHAEL BRADLEY
Sekitar 4.000 pengunjuk rasa mengikuti aksi demo menentang kematian George Floyd dalam protes bertajuk Black Lives Matter di Auckland, Selandia Baru, Senin (1/6/2020). Kematian George Floyd setelah lehernya ditindih lutut polisi berkulit putih di Minneapolis, AS, turut menimbulkan reaksi keras dari banyak orang di berbagai negara. 

"Saya tidak akan pernah melupakan perkataan 'saya tidak dapat bernapas.' Amerika tidak dapat membiarkan orang mati di abad ke-21," ucapnya.

Para pelayat mengenakan masker dan dinatara mereka berkata, "saya tidak bisa bernapas."

Panitia mengeluarkan beberapa peringatan kepada para pelayat untuk menjaga jarak (social distancing).

Banyak pelayat mempraktekan salam siku saat bertemu sesamanya di tengah pandemi virus corona.

Jenasah Floyd akan dikebumikan pada hari Sabtu (6/6/2020).

Baca: George Floyd Positif Covid-19, Hasil Autopsi Sebut Kemungkinan Dia Sebagai Carrier Virus

Sebelum dikebumikan, jenasah FLoyd akan dibawa ke Raeford, North Carolina, negara bagian di mana ia lahir 46 tahun yang lalu.

Di sini jenasah FLoyd akan disemayamkan selama dua jam untuk memberikan kesempatan publik melihat dan mendoakan almarhum. (AP)

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan