Virus Corona
Kasus Covid-19 Sentuh Angka 9 Juta, WHO Sesalkan Kurangnya Solidaritas dan Kepemimpinan Global
World Health Organization sesalkan kurangnya solidaritas dan kepemimpinan global karena infeksi virus corona mencapai sembilan juta kasus.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - World Health Organization (WHO) sesalkan kurangnya solidaritas dan kepemimpinan global karena infeksi virus corona mencapai sembilan juta kasus.
WHO mengatakan, pandemi dibiarkan menyebar.
Banyak belahan dunia, termasuk Amerika Latin dan Asia Selatan baru mulai merasakan 'kekuatan' pandemi ini.
Sementara, daerah lain yang tampaknya berhasil mengalahkan virus tengah dipukul gelombang kedua, termasuk Korea Selatan.
Dikutip Tribunnews dari France24, Eropa secara teratur mengurangi penutupan perjalanannya dalam beberapa pekan terakhir.
Baca: WHO Perbarui Pedoman Terkait Kriteria Pasien Sembuh dari Corona
Baca: WHO Ungkap Aturan Baru tentang Kriteria Pasien Sembuh Covid-19, Berbeda dari Sebelumnya
Prancis, belum lama ini juga mengambil langkah terbesarkan untuk 'new normal', Senin (22/6/2020).
Jutaan anak di Prancis telah dilaporkan kembali ke sekolah.

Terkait penyebaran virus corona ini, Direkutr Umum Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus angkat bicara.
"Pandemi ini masih berkembang," ungkap Dr Tedros.
Ia menambahkan, ancaman terbesar bukanlah virus itu sendiri.
"Kita tidak bisa mengalahkan pandemi ini dengan dunia yang terpecah," ungkapnya.
"Politisasi pandemi telah memperburuknya.
Baca: WHO Bentuk Yayasan untuk Perluas Pendanaan, Dr Tedros: Bukan Tanggapan atas Ancaman Trump
Baca: Jadi Sumber Donor Terbesar, Donald Trump Malah Memotong Dana untuk WHO, Tedros Adhanom Ungkap Kecewa
Bolsonaro Sempat Remehkan Virus Corona dengan Sebut Flu Ringan
Secara terpisah, Presiden Brasil Jair Bolsonaro telah berulang kali mengecilkan ancaman itu.
Bolsonaro membandingkan virus mematikan itu dengan flur ringan.

Dia berpendapat, dampak ekonomi dari penutupan lebih buruk daripada virus corona.
Sementara itu, Brasil sendiri telah memastikan lebih dari 50.000 orang meninggal karena virus corona.
Jumlah tersebut diyakini jauh lebih tinggi.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)