Rabu, 3 September 2025

Virus Corona

Kasus Covid-19 Sentuh Angka 9 Juta, WHO Sesalkan Kurangnya Solidaritas dan Kepemimpinan Global

World Health Organization sesalkan kurangnya solidaritas dan kepemimpinan global karena infeksi virus corona mencapai sembilan juta kasus.

AFP/Fabrice COFFRINI
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menghadiri konferensi pers tentang COVID-19 di kantor pusat WHO di Jenewa, Rabu (11/3/2020). Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan, wabah virus corona dikategorikan sebagai pandemi. 

TRIBUNNEWS.COM - World Health Organization (WHO) sesalkan kurangnya solidaritas dan kepemimpinan global karena infeksi virus corona mencapai sembilan juta kasus.

WHO mengatakan, pandemi dibiarkan menyebar.

Banyak belahan dunia, termasuk Amerika Latin dan Asia Selatan baru mulai merasakan 'kekuatan' pandemi ini.

Sementara, daerah lain yang tampaknya berhasil mengalahkan virus tengah dipukul gelombang kedua, termasuk Korea Selatan.

Dikutip Tribunnews dari France24, Eropa secara teratur mengurangi penutupan perjalanannya dalam beberapa pekan terakhir.

Baca: WHO Perbarui Pedoman Terkait Kriteria Pasien Sembuh dari Corona

Baca: WHO Ungkap Aturan Baru tentang Kriteria Pasien Sembuh Covid-19, Berbeda dari Sebelumnya

Prancis, belum lama ini juga mengambil langkah terbesarkan untuk 'new normal', Senin (22/6/2020).

Jutaan anak di Prancis telah dilaporkan kembali ke sekolah.

The World Health Organisation Director-General has declared the novel coronavirus outbreak as a global
The World Health Organisation Director-General has declared the novel coronavirus outbreak as a global "public health emergency of international concern". Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus said "we don't know what sort of damage this virus could do if it were to spread in a country with a weaker health system". (Tangkap Layar YouTube Sky News Australia)

Terkait penyebaran virus corona ini, Direkutr Umum Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus angkat bicara.

"Pandemi ini masih berkembang," ungkap Dr Tedros.

Ia menambahkan, ancaman terbesar bukanlah virus itu sendiri.

"Kita tidak bisa mengalahkan pandemi ini dengan dunia yang terpecah," ungkapnya.

"Politisasi pandemi telah memperburuknya.

Baca: WHO Bentuk Yayasan untuk Perluas Pendanaan, Dr Tedros: Bukan Tanggapan atas Ancaman Trump

Baca: Jadi Sumber Donor Terbesar, Donald Trump Malah Memotong Dana untuk WHO, Tedros Adhanom Ungkap Kecewa

Bolsonaro Sempat Remehkan Virus Corona dengan Sebut Flu Ringan

Secara terpisah, Presiden Brasil Jair Bolsonaro telah berulang kali mengecilkan ancaman itu.

Bolsonaro membandingkan virus mematikan itu dengan flur ringan.

Presiden Brasil Jair Bolsonaro
Presiden Brasil Jair Bolsonaro (Aljazeera)

Dia berpendapat, dampak ekonomi dari penutupan lebih buruk daripada virus corona.

Sementara itu, Brasil sendiri telah memastikan lebih dari 50.000 orang meninggal karena virus corona.

Jumlah tersebut diyakini jauh lebih tinggi.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan