Selasa, 26 Agustus 2025

Kim Jong Un Tunda Aksi Militer Atas Korea Selatan

Tindakan militer ini dihentikan oleh Kim Jong Un selama pertemuan pendahuluan Komisi Militer Pusat.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Korea Summit Press Pool / AFP
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kiri) menandatangani buku tamu di sebelah saudara perempuannya Kim Yo Jong (kanan) selama KTT Antar-Korea dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di gedung Peace House di sisi selatan desa Panmunjom pada tanggal 27 April 2018 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, PYONGYANG - Pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong Un dikabarkan telah menangguhkan rencana aksi militer anti-Korea Selatan (Korsel) yang telah direncanakan sebelumnya.

Seperti yang disampaikan laporan dari kantor berita Korea Selatan (Korsel) Yonhap News Agency bahwa tindakan militer ini dihentikan oleh Kim Jong Un selama pertemuan pendahuluan Komisi Militer Pusat.

Dikutip dari laman Sputnik News, Rabu (24/6/2020), pada pertemuan pendahuluan tersebut, Komisi Militer Pusat atau Partai Buruh Korea tengah mempertimbangkan situasi yang ada.

Mereka juga menunda rencana aksi militer terhadap Korsel yang sebenarnya akan dibawa pada pertemuan ke-5 Komisi Militer Pusat.

Kim pun disebut memimpin pertemuan itu melalui video conference.

Baca: Konflik Korsel vs Korut Makin Panas: Perang Selebaran dan Propaganda

Perlu diketahui, awal bulan ini, Korut menegaskan akan memutuskan semua jalur komunikasi, termasuk hotline militer dengan Korsel.

Baca: Wajahnya Mirip Penyanyi Korea Selatan, Meti Kim Berharap Singlenya Bisa Diterima Masyarakat

Negara ini juga mengumumkan bahwa mereka akan mulai memperlakukan Korsel sebagai 'musuh'. Hubungan antara kedua negara di Semenanjung Korea ini telah memburuk akhir-akhir ini.

Hal itu karena Korsel gagal menghentikan aksi para aktivis yang membawa selebaran berisi kritikan terhadap Kim di seberang perbatasan ke Utara.

Awal bulan ini, Korut pun menanggapi kampanye selebaran itu dengan meledakkan kantor penghubung bersama di kota Kaesong.

Baca: Andre Rosiade Usulkan Agar Dipecat, Arief Poyuono: Siapa Dia? Anak Kemarin Sore di Gerindra

Sebelumnya pada hari Senin lalu, Korut mengatakan bahwa mereka telah mencetak 12 juta selebaran yang rencananya akan disebarluaskan di Korsel sebagai bagian dari kampanye informasi melawan negara itu. 

Baca: Trik Membeli Mobil Bekas Agar Tak Tertipu dan Salah Pilih yang Bikin Nyesel

Hubungan antar dua negara ini, serta hubungan Amerika Serikat (AS) dengan Korut, telah memburuk sejak pertemuan kedua yang dilakukan Kim dengan Presiden AS Donald Trump di Vietnam pada Februari 2019.

Pertemuan puncak itu berakhir tanpa kesepakatan terkait dua hal, yakni program senjata nuklir Korut dan sanksi PBB terhadap negara tersebut.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan