Jumat, 26 September 2025

Rudal-rudal Balistik Iran Disiagakan Pasca-Sejumlah Insiden Ledakan di Objek Vital

Perubahan status siaga berarti peluncur rudal darat-ke-udara Iran akan siap untuk menembak sasaran yang mereka anggap sebagai ancaman.

Bloomberg
Rudal balistik Iran. 

TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN - Amerika Serikat (AS) memiliki "beberapa" indikasi intelijen yang menunjukkan Iran telah menempatkan sebagian dari sistem pertahanan udaranya pada "siaga tinggi" dalam beberapa hari terakhir.

Langkah itu menyusul ledakan di fasilitas-fasilitas utama yang terkait dengan program militer dan nuklir Iran, menurut seorang pejabat AS yang dekat dengan masalah ini kepada CNN.

Perubahan status siaga berarti peluncur rudal darat-ke-udara Iran akan siap untuk menembak sasaran yang mereka anggap sebagai ancaman.

Baca: Siagakan Rudal, Ukraina Siap Perang Melawan Rusia

Hanya, pejabat itu tidak mengatakan, bagaimana AS bisa mendapatkan indikator tersebut.

Tapi, satelit, pesawat mata-mata, dan kapal perang AS secara rutin beroperasi di wilayah udara dan perairan internasional terdekat, di mana mereka terus memantau aktivitas Iran.

Beberapa pejabat militer AS menolak berkomentar tentang apakah Amerika memiliki intelijen terkait dengan status siaga Iran tersebut.

Baca: Presiden Iran Larang Warga Gelar Pesta Pernikahan untuk Hentikan Penyebaran Covid-19

AS saat ini menilai peringatan Iran itu bukan bagian dari latihan. Tetapi, merupakan respons terhadap peristiwa baru-baru ini dan kegelisahan apakah ada ancaman yang tidak diketahui Iran setelah beberapa ledakan misterius di berbagai fasilitas mereka bulan ini.

Iran telah menjelaskan penyebab insiden itu, termasuk kebakaran yang menyebabkan kerusakan besar pada situs yang telah menjadi kunci program pengayaan uranium mereka, yang memicu pertanyaan tentang potensi sabotase.

Spekulasi internasional berpusat pada teori bahwa Israel mungkin berada di belakang beberapa ledakan.

Namun, Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengesampingkan kemungkinan itu. "Tidak setiap insiden yang terjadi di Iran pasti ada hubungannya dengan kami," katanya pada 5 Juli lalu seperti dikutip CNN.

"Semua sistem itu kompleks, mereka memiliki kendala keamanan sangat tinggi dan saya tidak yakin mereka selalu tahu cara merawatnya," imbuh dia.

Secara terbuka, AS belum mengomentari potensi koneksi Israel tersebut. Para pejabat tinggi AS berusaha untuk mempelajari lebih lanjut tentang ledakan di Iran dan siapa atau apa yang mungkin bertanggung jawab, menurut pejabat itu.

Salah satu insiden paling kritis terjadi 2 Juli, ketika kebakaran menyebabkan kerusakan signifikan pada sebuah bangunan di pabrik nuklir Natanz, Iran.

Situs itu sebelumnya menjadi target serangan siber yang diyakini telah dilakukan oleh Israel dan AS yang terungkap dengan penemuan virus komputer Stuxnet 2010.

Insiden lain yang tidak bisa dijelaskan yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir termasuk ledakan besar di dekat Kota Parchin dan kompleks militer Iran.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan