Rabu, 27 Agustus 2025

6 Hal yang Perlu Diketahui Soal Misi Bersejarah UEA, Pengorbit Hope yang Diluncurkan ke Mars

Enam Hal yang Perlu Diketahui Soal Misi Bersejarah UEA, Pengorbit Hope yang Diluncurkan ke Mars

Editor: bunga pradipta p
MBRSC
6 Hal yang Perlu Diketahui Soal Misi Bersejarah UEA, Pengorbit Hope yang Diluncurkan ke Mars 

Jika berhasil, ini menjadi misi antarplanet pertama yang berbasis di wilayah Arab.

Mengutip Space.com, misi ini berfokus pada memahami cuaca dan atmosfer Mars.

Dua hal tersebut merupakan topik yang banyak dibicarakan dalam misi sebelumnya.

Pesawat ruang angkasa Hope akan mengambil pendekatan baru yang lebih komprehensif untuk pertanyaan tersebut.

Baca: Catat Sejarah, Uni Emirat Arab Luncurkan Misi Hope ke Mars dengan Roket Jepang

Baca: Roket H2A Milik Jepang Sukses Diluncurkan, Bawa Peralatan Hope yang Dikembangkan UEA

6 Hal yang Perlu Diketahui Soal Misi Bersejarah UEA, Pengorbit Hope yang Diluncurkan ke Mars
6 Hal yang Perlu Diketahui Soal Misi Bersejarah UEA, Pengorbit Hope yang Diluncurkan ke Mars (Mitsubishi Heavy Industry)

UEA berharap, misi itu akan membantu para ilmuwan di seluruh dunia untuk memahami bagaimana perubahan cuaca di Planet Merah selama sehari dan antara musim-musim Mars.

Misi ini juga mencari jawaban bagaimanan Mars kehilangan atmosfernya.

Berikut ini Tribunnews rangkum enam misi Hope ke Mars:

1. Hope Merupakan Misi Pertama UEA di Luar Orbit Bumi

Dalam hal ini, UEA disebut masih sangat baru dalam ‘dunia’ luar angkasa.

UEA pertama kali berpartisipasi dalam peluncuran satelit pada 2009 lalu dalam kemitraan dengan Korea Selatan.

Satelit yang dirancang secara domestik negara itu, misi pemantau Bumi yang disebut KhalifaSat, diluncurkan pada 2018.

Hope merupakan perompak pertama UEA di luar orbit Bumi.

Seperti peluncuran satelit-satelit sebelumnya, UEA merekrut mitra untuk membantu menjadikan misi Hope lebih layak.

Selain itu,Hope diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan yang diperlukan untuk misi tersebut.

Dalam hal ini, UEA bermitra dengan tiga universitas AS yang menjadi tuan rumah fakultas dengan pengalaman di pesawat ruang angkasa Mars.

Ke Mars
6 Hal yang Perlu Diketahui Soal Misi Bersejarah UEA, Pengorbit Hope yang Diluncurkan ke Mars

2. Misi Cepat dan Murah

Misi Hope juga disebut Misi Mars, pertama kali diumumkan pada 2014 lalu.

Pengorbitan ini merupakan cara untuk memacu perkembangan ekonomi dan teknologi.

Misi tersebut datang dengan beberapa ketentuan, di antaranya:

Pertama, meski pun proyek akan didasarkan pada kemitraan, tim perlu mengembangkan pesawat ruang angkasa, tidak hanya membelinya.

Kedua, pesawat ruang angkasa itu harus tiba di Mars sebelum Desember 2021.

Hal ini mengingat, pada saat itu, UEA akan merayakan ulang tahun ke-50.

Tenggat waktu itu mengharuskan peluncurkan dilaksanakan pada musim panas 2020 ini.

Ketiga, tentu saja misinya tidak bisa terlalu mahal.

Banyak kalangan mengatakan, pesawat ruang angkasa dengan peluncuran menelan biaya Rp 2,9 milyar.

Jumlah tersebut tak termasuk biaya operasi misi di luar angkasa.

3. Entitas Kelima yang Mengunjungi Mars

Hingga saat ini, hanya empat entitas yang berhasil mengunjungi Mars.

Di antaranya, NASA, Rusia, Badan Antariksa Eropa dan India.

Jika semuanya berjalan dengan baik, UEA akan bergabung dengan kontingen tersebut.

Tetapi, negara itu mungkin tak berakhir menjadi pengunjung Mars karena China juga meluncurkan misi ke Mars pertamanya pada musim panas ini.

Belum ada misi yang mengumumkan kapan secara spesifik akan tiba di Planet Merah.

Meski pun keduanya akan berada di jalur yang sama di awal 2021.

Otw Mars
6 Hal yang Perlu Diketahui Soal Misi Bersejarah UEA, Pengorbit Hope yang Diluncurkan ke Mars

4. Hope Membawa Tiga Instumen

Lebih lanjut, Hope yang seukuran SUV membawa tiga instrumen.

Salah satunya adalah imager.

Imager akan menangkap foto dalam cahaya optik dan ultraviolet,

Dua lainnya adalah spektrometer, alat ini akan membagi cahaya menjadi panjang gelombang tertentu.

Satu spektrometer akan bekerja dengan ultaviolet dan satu pada cahaya inframerah.

Sebagai sebuah tim, ketiga instrumen ini akan memungkinkan Hope untuk mempelajari atmosfer Mars yang tipis dan kaya karbon dioksida.

Tujuannya untuk lebih memahami cuaca Planet Merah dan bagaimana atmosfernya menghilang di luar angkasa.

Spektrometer ke Mars
Spektrometer inframerah Hope seperti yang terlihat sebelum dimuat ke pesawat ruang angkasa.

5. Hope akan Mengorbit Mars

Sementara isntrumen misi dibangun di atas teknologi yang ada, pesawat ruang angkasa Hope akan menggunakan taktik unik untuk mengumpulkan data sainsnya.

Yakni dengan mengelilingi orbit sekitar Mars.

Hal ini kabarnya belum pernah dilakukan dalam penelitian sebelumnya.

Setiap 55 jam, pesawat ruang angkasa akan menyelesaikan satu putaran di sekitar khatulistiwa planet.

Pesawat ruang angkasa akan terbang antara 12.00 mil hingga 27.000 mil (20 ribu kilometer hingga 43 ribu kilometer) di atas permukaan Mars.

Jalur itu akan memungkinkan penelitian untuk mempelajari perubahan cuaca selama satu hari penuh Mars, yang berlangsung lebih lama dari hari terestrial dan tahun.

Satu tahun di Mars berlangsung hampir dua tahun di Bumi.

6 Hal yang Perlu Diketahui Soal Misi Bersejarah UEA, Pengorbit Hope yang Diluncurkan ke Mars
6 Hal yang Perlu Diketahui Soal Misi Bersejarah UEA, Pengorbit Hope yang Diluncurkan ke Mars (MBRSC)

6. UEA Ingin Manusia Ikuti Hope ke Mars

Saat ini, fokus luar angkasa manusia menjadi yang utama bagi UEA.

Mereka ingin mengirim astronot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional, astronot Emirat pertama, Hazzaa Al-Mansoori, meluncur pada September 2019 lalu untuk penerbangan selama sepekan.

UEA telah merekrut pasangan astronot berikutnya dan menyusun strategi misi yang lebih panjang untuk mengorbit.

Negara ini dilaporkan tengah bersiap untuk berpartisipasi dalam misi analog Mars untuk pertama kalinya pada akhir 2020 ini.

Jika semua berjalan sesuai rencana, UEA akan segera menjadi tuan rumah misi analog semacam ini.

Tak hanya itu saja, UA akan menjadi tuan rumah untuk penelitian yang berfokus pada Mars lainnya di fasilitas Mars Science City yang tengah direncanakan dibangun di padang pasir.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan