Senin, 8 September 2025

Hubungan Kedua Negara Memanas, AS Minta China Tutup Kantor Konsulatnya di Houston

Terkait sikap tersebut, Beijing menyebut sebagai "eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya"

ISTIMEWA
ILUSTRASI 

TRIBUNNEWS.COM - Ketidakharmonisan hubungan antara Amerika Serikat dengan China masih terus berlanjut.

Kabar terbaru, pihak Amerika Serikat meminta China untuk menutup kantor konsulatnya di Kota Houston.

Baca: Taiwan Siap Perang Lawan China

Beijing menyebut sebagai "eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya" yang akan menyabotase hubungan antara dua ekonomi terbesar dunia itu.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu, Morgan Ortagus, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, yang dikutip aljazeera.com, Rabu, 22 Juli 2020, mengatakan Washington memerintahkan penutupan konsulat "untuk melindungi kekayaan intelektual Amerika dan informasi pribadi orang Amerika".

Dia tidak menjelaskan lebih lanjut.

Konsulat merupakan kantor perwakilan di bawah kedutaan negara asing di suatu negara tuan rumah.

Kantor kedutaan berada di ibu kota negara, sementara konsulat berada di kota selain ibu kota negara tuan rumah.

Di Beijing, seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan, AS memberi tenggat waktu tiga hari kepada pihak China untuk menutup kantor di kota Texas itu.

"Penutupan unilateral konsulat jenderal China di Houston dalam waktu singkat adalah peningkatan eskalasi dari tindakan baru-baru ini dilakukan AS terhadap China," kata Wang Wenbin dalam jumpa pers reguler.

"Kami mendesak AS untuk segera mencabut keputusan yang keliru ini. Jika negara itu bersikeras menempuh jalan yang salah ini, China akan bereaksi dengan tindakan tegas," katanya.

"China sangat mengecam tindakan keterlaluan dan tidak adil ini, yang akan menyabotase hubungan China-AS," tambahnya.

Perintah Washington itu muncul ketika kedua negara berbenturan pada berbagai masalah, mulai dari perdagangan hingga pandemi virus corona dan kebijakan Cina di Hong Kong, Xinjiang, dan Laut China Selatan.

AS telah lama menuduh China mencuri kekayaan intelektual dan teknologi AS.

Tuduhan ini merupakan salah satu masalah inti dalam perang perdagangan antara dua ekonomi top dunia.

Beijing membantah tuduhan itu, tetapi berkomitmen untuk menangani beberapa keluhan AS dalam fase pertama dari perjanjian perdagangan yang ditandatangani antara kedua negara pada Januari lalu.

Komitmen tersebut termasuk menindaklanjuti janji sebelumnya untuk menghilangkan tekanan bagi perusahaan asing untuk mentransfer teknologi ke perusahaan-perusahaan China sebagai syarat akses pasar.

Ada lima konsulat China di AS, serta sebuah kedutaan di Washington.

Konsulat Tiongkok di Houston dibuka pada 1979 - yang pertama di tahun AS, setelahRepublik Rakyat Tiongkok menjalin hubungan diplomatik dengan AS.

Wenbin mengatakan konsulat beroperasi secara normal tetapi tidak menjawab pertanyaan tentang laporan media AS di Houston pada Selasa malam bahwa dokumen-dokumen sedang dibakar di halaman di konsulat.

Baca: Kenapa Indonesia Pilih Vaksin Covid-19 dari China?

Twitter dari kepolisian Houston mengatakan bahwa petugas kepolisian hanya mengamati luar halaman tetapi "tidak diberi akses untuk memasuki gedung".

Selain kedutaan besarnya di Beijing, AS memiliki lima konsulat di China daratan, yakni di Shanghai, Guangzhou, Chengdu, Wuhan dan Shenyang.

11 Perusahaan China Di-blacklist

Perang dagang antara Amerika Serikat dengan China bakal kembali memanas lagi.

Pemicunya yakni sikap Amerika Serikat yang memasukkan lagi perusahaan China ke dalam daftar hitam atau blacklist.

Baca: Joe Biden Didukung Politikus Muslim Amerika Serikat, Janji Akhiri Larangan Muslim di AS

Ini merupakan ketiga kalinya negeri Paman Sam memblacklist perusahaan China tersebut. 

Sebelumnya, secara total terdapat 37 entitias perusahaan yang juga dimasukkan ke dalam daftar hitam karena terlibat indikasi penerapan kerja paksa terhadap etnik Uighur dan minoritas lain. 

Kementerian Perdagangan Amerika Serikat kembali memasukkan 11 perusahaan China ke dalam daftar hitam.

Hal itu dilakukan AS karena perusahaan tersebut terindikasi melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terhadap etnik Uighur di Provinsi Xinjiang.

Kementerian mengatakan 11 perusahaan tersebut terlibat dalam penerapan kerja paksa eknik Uighur dan kelompok minoritas lain sebagaimana dilansir dari Nikkei Asian Review, Selasa (21/7/2020).

Perusahaan yang masuk daftar hitam tersebut tidak dapat membeli komponen atau barang dari perusahaan asal AS tanpa persetujuan pemerintah AS.

Perusahaan juga tidak bisa menjual barangnya ke AS.

Menteri Perdagangan AS, Wilbur Ross, mengatakan China secara aktif mempromosikan praktik kerja paksa.

Sementara itu pihak Kedutaan Besar (Kedubes) China di AS menolak untuk berkomentar.

Kementerian Luar Negeri China mengkritik penambahan daftar entitas yang dimasukkan ke dalam daftar hitam oleh AS.

Mereka mengatakan langkah AS tersebut dapat meregangkan konsep keamanan nasional, menyalahgunakan kontrol ekspor, melanggar norma-norma dasar yang mengatur hubungan internasional, dan mengganggu urusan dalam negeri China.

Beberapa perusahaan masuk dalam ke daftar hitam adalah KTK Group Co, Tanyuan Technology Co, Esquel Textile Co, dan lain-lain.

Pada April, Esquel membantah menggunakan tenaga kerja paksa dari etnik Uighur dan minoritas lain dari Xinjiang.

Pada 1 Mei, Dinas Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan (CBP) AS memasukan Hetian Haolin Hair Accessories Co ke dalam daftar hitam.

CBP menyetop impor produk rambut perusahaan tersebut karena mereka menemukan bukti perusahaan tersebut menerapkan kerja paksa.

Baca: Kasus Baru Covid-19 di China Mulai Menurun, Terbaru 8 Kasus Baru Ditemukan di Xinjiang

Pada 1 Juli, CBP mengamankan hampir 13 ton produk rambut dengan lebih dari 800.000 dollar AS atau setara Rp 11,8 miliar yang berasal dari Xinjiang.

Senator AS dari Partai Republik, Josh Hawley, mengatakan dia akan mengajukan undang-undang yang akan menghukum perusahaan di AS yang menerapkan kerja paksa dalam rantai pasokan mereka.

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive.com dan Kontan.co.id dengan judul: Perang dagang Amerika Serikat dengan China bakal memanas lagi, ini penyebabnya, dan AS - China Makin Tegang, AS Perintahkan China Tutup Konsulatnya di Houston

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan