Jumat, 3 Oktober 2025

Ledakan di Beirut

Update Ledakan di Beirut: 178 Tewas, 6.000 Luka-luka, 170.000 Apartemen Rusak & 120 Sekolah Ambruk

Kematian akibat ledakan Beirut meningkat menjadi 178 di tengah skeptisisme atas penyelidikan.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Tiara Shelavie
STR / AFP
Sebuah helikopter memadamkan api di lokasi ledakan di pelabuhan ibukota Lebanon, Beirut, pada 4 Agustus 2020. Seorang mantan anggota parlemen Israel merayakan ledakan yang menewaskan 130 orang dan melukai 5.000 lainnya dengan menyebut bahwa ledakan tersebut adalah 'hadiah dari Tuhan'. 

Diplomat tinggi AS David Hale membenarkan, FBI akan bergabung dengan penyelidikan pemerintah Lebanon.

Mereka turut serta mendesak perubahan agar memastikan hal seperti ini tidak akan pernah terjadi lagi.

Polisi peradilan Prancis ikut membantu penyelidikan lantaran satu di antara warganya, menjadi korban.

Sejumlah gedung, bangunan, dan kendaraan hancur berantakan terdampak ledakan dahsyat yang terjadi sehari sebelumnya di kawasan pelabuhan, di Kota Beirut, Lebanon, Rabu (5/8/2020) pagi waktu setempat. Dua ledakan besar terjadi di Kota Beirut menyebabkan puluhan orang meninggal, ribuan lainnya luka-luka, dan menimbulkan berbagai kerusakan pada bangunan di kawasan ledakan hingga radius puluhan kilometer. Penyebab ledakan masih dalam penyelidikan pihak yang berwenang. AFP/Patrick Baz
Sejumlah gedung, bangunan, dan kendaraan hancur berantakan terdampak ledakan dahsyat yang terjadi sehari sebelumnya di kawasan pelabuhan, di Kota Beirut, Lebanon, Rabu (5/8/2020) pagi waktu setempat. Dua ledakan besar terjadi di Kota Beirut menyebabkan puluhan orang meninggal, ribuan lainnya luka-luka, dan menimbulkan berbagai kerusakan pada bangunan di kawasan ledakan hingga radius puluhan kilometer. Penyebab ledakan masih dalam penyelidikan pihak yang berwenang. AFP/Patrick Baz (AFP/Patrick Baz)

Baca: Dampak Ledakan di Lebanon: Rumah Sakit Kewalahan Hingga Demo Tuntut Pemerintah Mundur Pecah

Sistem hukum Prancis memberikan yurisdiksi untuk penyelidikan, jika seorang warga negara meninggal di luar negeri dalam keadaan yang 'dipertanyakan'.

Tapi perintah tim Prancis dirahasiakan dan hanya bekerja atas undangan Lebanon.

Mereka mengatakan memiliki akses yang dibutuhkan tetapi tidak akan mengkonfirmasi apakah dapat menanyakan saksi atau meminta dokumen.

Mereka akan menyerahkan temuan mereka kepada pemerintah Lebanon tetapi akan menyimpan salinannya untuk penyelidikan terpisah yang diadakan di Prancis.

Foto satelit yang memperlihatkan sebelum dan sesudah kejadian ledakan di Beirut, Lebanon
Foto satelit yang memperlihatkan sebelum dan sesudah kejadian ledakan di Beirut, Lebanon (Business Insider/Maxar Technologies)

Baca: FBI Ikut Selidiki Ledakan di Pelabuhan Beirut

Ledakan tersebut, yang dicurigai adanya dugaan korupsi elit penguasa, menyebabkan beberapa protes besar-besaran di negara itu.

Padahal, Lebanon juga tengah berjuang dengan krisis ekonomi dan politik akibat pandemi.

Semakin banyak orang di Lebanon ingin penyelidikan itu sepenuhnya diambil dari tangan pemerintah mereka sendiri.

"Saya ingin penyelidikan yang cepat dan serius, namun pemerintah belum menunjukkan sampai sekarang bahwa itu adalah tugasnya," ujar pakar forensik Lebanon Omar Nachabe, dalam saluran lokal LBCI.

Terlebih, Presiden Lebanon Michael Aoun, salah satu dari beberapa pejabat Lebanon yang percaya penyelidikan independen akan "membuang-buang waktu".

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved