Rabu, 10 September 2025

Ledakan di Beirut

AS Bersedia Beri Bantuan ke Lebanon, Tapi Ada Syaratnya

Hale juga mengatakan Amerika Serikat sudah siap untuk menggelontorkan dana tambahan hingga 30 juta dolar AS

STR / AFP
Sebuah helikopter memadamkan api di lokasi ledakan di pelabuhan ibukota Lebanon, Beirut, pada 4 Agustus 2020. Seorang mantan anggota parlemen Israel merayakan ledakan yang menewaskan 130 orang dan melukai 5.000 lainnya dengan menyebut bahwa ledakan tersebut adalah 'hadiah dari Tuhan'. 

Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan Lebanon membutuhkan pemerintah yang mampu memerangi korupsi dan melakukan reformasi.

Hal ini disampaikannya saat mengunjungi pelabuhan Beirut, seperti dilansir Reuters, Kamis (13/8/2020).

Ledakan pada pekan lalu terjadi di pelabuhan Beirut dan menewaskan sedikitnya 172 orang, melukai beberapa 6.000, dan mengakibatkan sekitar 300.000 orang tak memiliki tempat tinggal.

"Tidak mungkin segala sesuatunya berjalan seperti sebelumnya," ujar Heiko Maas.

"Komunitas internasional siap berinvestasi tetapi membutuhkan sekuritas untuk investasi ini. Penting untuk memiliki pemerintah yang memerangi korupsi," jelasnya.

"Banyak negara di Eropa memiliki banyak minat untuk membantu negara ini. Mereka ingin memastikan ada reformasi ekonomi dan pemerintahan yang baik," ucapnya.

Pengunduran diri pemerintahan Perdana Menteri Hassan Diab telah memperdalam ketidakpastian di Lebanon.

Pembentukan pemerintahan baru bisa menakutkan di tengah perpecahan dan meningkatnya ketidakpuasan masyarakat dengan kelas penguasa.

Menteri Luar Negeri Rusia dan Arab Saudi sepakat pada hari Rabu tentang pentingnya menciptakan "kondisi eksternal bermanfaat" untuk pembentukan pemerintah baru Lebanon.

Ledakan dari 2.000 ton amonium nitrat pada Selasa (4/8/2020), telah menewaskan 172 orang dan melukai lebih dari 6.000 orang.

Hal ini memicu gelombang kemarah warga dan menyerukan ganti pemerintahan.

16 Orang Ditahan

Ototitas Lebanon telah menangkap 16 orang terkait ledakan besar di gudang pelabuhan Beirut pada Selasa (4/8/2020).

Demikian kantor berita negara National News Agency (NNA) mengutip keterangan hakim Fadi Akiki, perwakilan pemerintah di pengadilan militer, seperti dilansir Reuters, Jumat (7/8/2020).

Sumber peradilan dan media lokal mengatakan Manajer Umum Pelabuhan di antara mereka yang ditahan.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan