Virus Corona
FDA AS Keluarkan Persetujuan untuk Remdesivir sebagai Pengobatan Covid-19
FDA AS berikan persetujuan penuh untuk obat antivirus remdesivir sebagai pengobatan pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit, Kamis (22/10/2020).
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Sri Juliati
Waktu pemulihan lebih cepat
Obat ini pertama kali dikembangkan untuk mengobati Ebola, demam berdarah akibat virus.
Pada Februari, Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS (NIAID) mengumumkan, mereka sedang menggunakan remdesivir untuk menyelidiki SARS-CoV-2.
Untuk diketahui, ARS-CoV-2 merupakan patogen yang menyebabkan Covid-19.
Sebelumnya, remdesivir menjanjikan dalam pengujian hewan terhadap sesama virus korona SARS. dan MERS.
Studi yang melibatkan lebih dari 1.000 orang, yang hasilnya dirilis pada bulan April.
Hasilnya menemukan, pasien yang menggunakan obat tersebut memiliki waktu pemulihan 31 persen lebih cepat daripada mereka yang menggunakan plasebo.
Baca juga: Studi WHO : Remdesivir Tidak Punya Efek Substansial pada Peluang Pasien Bertahan Hidup

Baca juga: Kalbe Farma Turunkan Harga Obat COVIFOR (Remdesivir) untuk Covid-19 Menjadi Rp1,5 Juta per Vial
Karena produksi obat itu rumit dan diberikan melalui suntikan, ada pertanyaan tentang apakah pasokan awalnya bisa dibatasi.
Amerika Serikat bertaruh sejak awal pada keberhasilan remdesivir, bergegas memesan hampir semua produksi musim panas Gilead.
Gilead telah menetapkan harga 390 dolar AS (Rp 5,7 juta) per botol di negara maju, atau 2.340 dolar AS (Rp 34,2 juta) untuk enam botol yang digunakan selama lima hari.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)