Sabtu, 13 September 2025

Penelitian Stanford: Kampanye Trump Diyakini Sumbang 700 Kematian dan 30 Ribu Kasus Covid-19 di AS

Rentetan reli kampanye Presiden AS Donald Trump dianggap telah menyebabkan sekitar 30 ribu kasus infeksi Covid-19 dan 700 kematian, menurut penelitian

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Sri Juliati
Brendan Smialowski / AFP
Presiden AS Donald Trump setelah berbicara dalam rapat umum Make America Great Again di Bandara Phoenix Goodyear 28 Oktober 2020, di Goodyear, Arizona. 

TRIBUNNEWS.COM - Rentetan reli kampanye Presiden AS Donald Trump kemungkinan telah menyebabkan sekitar 30 ribu kasus infeksi Covid-19 dan lebih dari 700 kematian, menurut penelitian.

Studi baru ini dikerjakan oleh ekonom dari Universitas Stanford dan meneliti kampanye antara Juni dan September.

Dikutip dari Politicio, makalah yang dirilis pada Jumat (30/10/2020) itu meneliti dampak dari 18 kampanye yang diadakan antara 20 Juni dan 30 September.

Membandingkan penyebaran virus setelah acara dengan daerah lain yang tidak mengadakan acara tersebut.

Penemuan ini menggambarkan risiko jika sebuah acara besar tidak mengindahkan protokol kesehatan, yakni menjaga jarak dan memakai masker.

Salah satu penulis penelitian ini merupakan Ketua Departemen Ekonomi Stanford, B. Douglas Bernheim.

Baca juga: H-2 Pilpres AS: Ketika Trump dan Biden Dibandingkan untuk Kebijakan Mengatasi China

Baca juga: Pilpres AS: Trump Janjikan Kemakmuran dan Keamanan Bagi Semua Orang Amerika jika Terpilih Kembali

Presiden AS Donald Trump tiba untuk rapat umum di Bandara Regional Williamsport di Montoursville, Pennsylvania pada tanggal 31 Oktober 2020.
Presiden AS Donald Trump tiba untuk rapat umum di Bandara Regional Williamsport di Montoursville, Pennsylvania pada tanggal 31 Oktober 2020. (MANDEL NGAN / AFP)

"Komunitas tempat demonstrasi Trump terjadi membayar mahal dalam hal penyakit dan kematian," tulis peneliti dalam laporan itu.

Sebanyak 15 dari total 18 reli kampanye yang dipelajari para peneliti ini diadakan di luar ruangan.

Selama kampanyenya, Trump kerap menuai kritik pedas.

Lantaran acara itu selalu menyebabkan kerumunan yang besar dan padat di negara bagian yang sedang diserang wabah Covid-19.

Adapun peserta yang hadir banyak yang tidak mengenakan masker, termasuk Presiden sendiri.

Kepada Politicio Bernheim mengatakan, dia ingin penelitian tersebut bisa memberi informasi kepada pembuat kebijakan.

Agar dapat memahami risiko mengadakan pertemuan publik besar-besaran selama pandemi.

"Saat ini sedang terjadi perdebatan yang sangat penting tentang biaya dan manfaat dari penguncian, pembatasan dan sebagainya," kata Bernheim.

"Penting bahwa debat diinformasikan oleh informasi yang baik."

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan