Pemilihan Presiden Amerika Serikat
Pilpres AS 2020: 4 Negara Asia yang Dukung Donald Trump Menang, dari Hong Kong hingga Jepang
Berikut ini Tribunnews rangkum empat negara di Asia yang mendukung Trump menang dalam Pilpres AS 2020 mendatang
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
bunga pradipta p
Di bawah masa jabatan Trump, Kongres telah mengeluarkan undang-undang yang mencabut status khusus Hong Kong dan memberikan perlakuan ekonomi preferensial karena AS mengatakan, Hong Kong tak lagi negara "otonom".

Semetara itu, rival Trump dalam Pilpres AS 2020 ini, Joe Biden tak tinggal diam.
Joe Biden juga berjanji untuk menghukum China atas tidnakannya terhadap Hong Kong dan menyebut Presiden China XI Jinping sebagai 'preman'.
Taiwan
Ketegangan antara China dan Taiwan telah meningkat.
Keduanya terpecah selama perang saudara pada 1940-an, tetapi Beijing berikeras, Taiwan akan direklamasi di beberapa titik.
Atas konflik ini, Washington mengatakan, resolusi apa pun harus dilakukan dengan damai.
"Sikap Donald Trump baik bagi kami dan bagus untuk memiliki sekutu seperti itu," kata Victon Lin, yang bekerja di e-commerce kepada BBC Taiwan.
"Ini memberi kami kepercayaan lebih dalam hal urusan luar negeri, secara militer dan perdagangan," tambahnya.
"Kami memiliki kakak laki-laki yang bisa diandalkan," tutur Victor Lin.
Baca juga: Siapa yang Diharapkan Putin Menangkan Pilpres Amerika Serikat, Trump atau Biden?
Baca juga: Harga Minyak Tergelincir Gara-gara Cemas Soal Lockdown di Eropa dan Pilpres AS

Diketahui, selama beberapa bulan terakhir, kedua pemerintah membuat langkah besar untuk menyelesaikan kesepakatan perdagangan internasional.
"Kesepakatan perdagangan seperti itu dengan AS akan memungkinkan Taiwan untuk menjauh dari ketergantungannya yang besar pada China," kata Lin.
Lebih lanjut, Lin mengaku khawatir jika Biden terpilih, dia tak akan mengambil langkah provokatif yang serupa dengan Trump untuk menghadapi kemarahan Beijing.
Secara umum, Biden dikenal sebagai pendukung keterlibatan dengan China.
Meski baru-baru ini, Biden dilaporkan mengubah prinsipnya tapi belum sampai ke telinga banyak orang Taiwan.