Pemilihan Presiden Amerika Serikat
Jajak Pendapat: Joe Biden Unggul Tipis di Pennsylvania tapi Donald Trump Tak Bisa Dikesampingkan
Pemilih di Pennsylvania, negara bagian yang menjadi medan pertempuran antara Donald Trump dan Joe Biden tampaknya terpecah.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2020 digelar bertepatan dengan pandemi serta isu rasial yang meluas.
Pemilih di Pennsylvania, negara bagian yang menjadi medan pertempuran antara Donald Trump dan Joe Biden tampaknya terpecah, satu sisi memberi kesempatan Trump memimpin sekali lagi atau menggantinya dengan Biden.
Mengutip Al Jazeera, Biden dilaporkan memiliki keunggulan tipis dalam jajak pendapat Pennsylvania, tetapi para ahli mengatakan, tidak berarti Trump dapat dikesampingkan.
Pada 2016 lalu, Trump memenangkan pemilu hanya dengan 44.292 suara pada tahun 2016.
Dia tercatat mengubah biru menjadi merah untuk pertama kalinya sejak 1988.
Untuk dicatat, biru melambangkan wilayah yang didominasi Partai Demokrat, sedangkan merah merupakan identias Partai Republik.
Baca juga: Joe Biden Unggul dalam Jajak Pendapat Nasional AS, Trump Sebut Perhitungan Itu Keliru

Baca juga: Jelang Pemilihan Presiden AS, Hasil Jajak Pendapat Joe Biden Unggul 51 Persen
Lebih lanjut, jajak pendapat menunjukkan masalah utama di Pennsylvania adalah ekonomi, Covid-19 dan perawatan kesehatan.
Pada minggu terakhir pemilihan, jumlah kasus virus corona di negara bagian mencapai rekor tertinggi.
Peristiwa lain yang terjadi juga menarik perhatian banyak orang, terutama ketika polisi Philadelphia menembak dan membunuh Walter Wallace Jr, seorang pria berkulit hitam.
Insiden itu memicu protes dan penjarahan.
Di tengah wabah yang belum terkendali, penduduk berjuang untuk mencari pekerjaan karena meningkatnya tingkat pengangguran.
Lalu, dalam dua pekan terakhir kampanye Trump, mereka mengadakan tur kampanye di Pennsylvania pada empat hari secara terpisah.
Biden yang didukung mantan Presiden Barack Obama, tampil bersama di Philadelphia.

Baik Trump atau pun Biden memborbadir negara dengan iklan TV dan media sosial.
Trump mengatakan tentang catatan kinerja bidang ekonominya sambil mengklaim Biden akan merusak perekonomian jika dia terpilih jadi presiden.
Di sisi lain, Biden menyoroti kesalahan penanganan pandemi Covid-19 di pemerintahan Trump dan kegagalannya memberlakukan reformasi perawatan kesehatan.
Baca juga: Hari Terakhir Kampanye, Donald Trump dan Joe Biden Saling Menjatuhkan Satu Sama Lain
Masalah Pemberian Suara
Pada 2 November, hampir 2,4 juta orang telah mengembalikan surat suara melalui pos, sebagian besar dari mereka adalah Demokrat (1,6 juta).
Jumlah surat suara tahun ini sama dengan sekitar 38 persen dari total partisipasi keseluruhan negara bagian pada tahun 2016.
Meski ini merupakan peningkatan besar dari sekitar 300.000 surat suara yang diberikan pada tahun 2016, itu masih jauh lebih rendah daripada kebanyakan negara bagian medan pertempuran lainnya tahun ini, yang artinya jumlah yang sangat besar.
Baca juga: Akademisi: Tak akan Ada Perubahan yang Berarti Dengan RI Jika Trump atau Biden Menang Pemilu AS
Apa kata jajak pendapat?
Christopher Borick, Direktur Muhlenberg College Institute of Public Opinion yang berbasis di Pennsylvania, merilis jajak pendapat baru pada Sabtu (31/10/2020).
Jajak pendapat tersebut menunjukkan Biden unggul lima poin atas Trump (49 persen menjadi 44 persen) dengan margin kesalahan 5,5 persen.
” Tidak ada kandidat pihak ketiga yang kuat dalam pemilihan ini, dan hanya sekitar empat persen pemilih yang ragu-ragu, ini menjelaskan stabilitas dalam pemilihan," katanya.
Baca juga: Pilpres AS: Jelang Pemungutan Suara, Toko-toko Mewah di New York Pasang Tripleks, Takut Ricuh?

Jajak pendapat berkualitas tinggi selama beberapa hari terakhir dari Monmouth University, The New York Times/Siena College, dan The Washington Post/ABC News memiliki temuan serupa dengan survei Muhlenberg College.
Borick menjelaskan, jajak pendapat memberikan perkiraan dan meskipun mereka sedikit condong ke Biden.
Dia menjelaskan bahwa Pennsylvania masih kompetitif.
Secara terpisah, sebuah jajak pendapat Universitas Quinnipiac yang dilakukan antara 23 Oktober dan 27 Oktober menunjukkan, Biden unggul tujuh poin, dengan margin of error plus atau minus 2,7 poin.
Baca juga: H-1 Hari Pemilu AS: Lebih dari 95 Juta Warga Amerika Sudah Berikan Hak Suara Pada Pemungutan Awal
Analis jajak pendapat Quinnipiac Mary Snow mengatakan, jajak pendapat universitas telah membuat Biden sedikit unggul sejak September.
Terlepas dari lonjakan tambahan dalam jajak pendapat untuk kandidat Demokrat setelah debat pertama dan diagnosis Covid-19 Trump.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)