Pemilihan Presiden Amerika Serikat
Pemenang Pilpres AS Diumumkan Malam Ini Jika Tidak Ada Halangan
Tahun ini, karena pandemi virus corona, 82 juta orang telah meminta surat suara dikirim lewat pos.
Editor:
Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, AS - Pemilihan Presiden AS dilaksanakan pada Selasa 3 November 2020 waktu setempat atau Selasa malam waktu Indonesia.
Akan tetapi ada kemungkinan hasilnya tidak akan diumumkan pada malam itu juga, karena tahun ini banyak warga Amerika mengirimkan surat suaranya lewat pos.
Bila pada malam hari pemilihan, tidak ada kandidat - Donald Trump atau Joe Biden yang mengakui kekalahan, skenario 'mimpi buruk' Amerika akan dimulai sengketa pemilu.
Penghitungan ulang dimulai, gugatan hukum diajukan terhadap surat suara yang ditolak, dan kerusuhan sipil menyebar ke seluruh negeri. Banding hukum akan segera diajukan ke Mahkamah Agung Amerika Serikat untuk menentukan kepresidenan.
Baca juga: 4 Tahun Lalu Hasil Polling Pilpres AS Meleset, Trump Justru Menang, Apakah Kini akan Terulang Lagi?
Bagaimanapun, banyak dari ini bisa dihindari jika rakyat Amerika mau menunggu hasilnya.
Tapi berapa lama mereka harus menunggu? Itulah pertanyaan yang sangat penting.
Pemungutan suara lewat pos.
Dalam pemilu AS tahun 2016, 33 juta warga Amerika memberikan suara melalui pos.
Tahun ini, karena pandemi virus corona, 82 juta orang telah meminta surat suara dikirim lewat pos.
Akan tetapi, dengan hanya satu hari tersisa, banyak negara bagian masih kesulitan untuk melawan undang-undang berusia puluhan tahun yang menentukan kapan pemungutan suara melalui pos boleh dibuka, diproses, dan dihitung.
Misalnya di Michigan, salah satu negara bagian kunci, diperkirakan tiga juta orang memberikan suaranya melalui surat.
Namun, karena mereka tidak boleh menghitung suara yang dikirim melalui pos hingga pukul 7 pagi pada hari pemilihan, Michigan perlu beberapa hari untuk mengumumkan hasilnya.
Itu pun dengan asumsi tidak ada penghitungan ulang.
Di sisi lain, Layanan Pos AS mengalami penumpukan surat yang harus dikirim karena pandemi virus corona dan pemilu ditambah pemblokiran pendanaan darurat oleh Presiden Trump setelah mengklaim pemungutan suara lewat pos dapat merugikan kampanyenya.