Sinar X: Penemuan Tidak Sengaja Röntgen yang Merevolusi Dunia Pengobatan
Tepat 125 tahun lalu Wilhelm Conrad Röntgen secara tidak sengaja menemukan jenis sinar baru yang dapat menembus berbagai benda dan…
Seperti diketahui, penemuan Sinar X ini telah secara radikal mengubah diagnostik klinis. Temuan ini kemudian rutin digunakan selama Perang Dunia I. Selain untuk perang, temuan Röntgen juga dipakai untuk mendiagnosis kerusakan tulang serta infeksi bakteri, seperti pada kasus tuberkulosis.
Saat ini, teknologi Sinar X tidak hanya digunakan untuk mendiagnosis penyakit, tetapi juga dimanfaatkan selama proses operasi, seperti saat pengangkatan tumor, atau untuk memantau lokasi instrumen medis.
Faktanya, teknologi Sinar X digunakan secara luas dalam kehidupan sehari-hari - dalam pengaturan industri dan pemeriksaan keamanan di bandara misalnya. Ini digunakan untuk memindai barang bawaan, untuk mengotentikasi karya seni yang berharga, untuk memeriksa detail benda arkeologi dan fosil, dan untuk mendeteksi cacat material pada bagian bangunan.
Risiko Sinar X yang terlambat diketahui
Baru pada tahun 1950-an dokter dan fisikawan menyadari risiko yang melekat pada Sinar X. Bagaimanapun, Sinar X merupakan radiasi terionisasi yang berarti dapat meningkatkan risiko kanker pada pasien. Pengetahuan ini baru masuk ke dalam kesadaran publik setelah Perang Dunia II, puluhan tahun setelah sinar Röntgen ditemukan dan dimanfaatkan.
Saat ini, para dokter membatasi pemakaian sinar-X hanya pada kasus-kasus yang sangat memerlukan sinar ini. Sebagai alternatifnya, dunia kedokteran juga menggunakan teknik pencitraan radiasi rendah, seperti magnetic resonance imaging (MRI) atau magnetic resonance tomography (MRT).
Wilhelm Conrad Röntgen meninggal karena kanker usus pada tahun 1923 pada usia 77 tahun. Tetapi kankernya kemungkinan bukan disebabkan oleh eksperimennya. Dosis radiasi yang dia hadapi selama eksperimen diketahui terlalu rendah untuk menyebabkan kerusakan.
ae/vlz (nobelprize.org, roentgen2020.de)
Laporan tambahan oleh Fabian Schmidt/za