Sabtu, 6 September 2025

Iran Tuduh Barat Dukung Israel atas Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Mohsen Fakhrizadeh

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menuduh Israel dan Barat membunuh ilmuwan nuklir terkemuka Teheran Mohsen Fakhrizadeh.

Editor: Gigih
IG jzarif_ir
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menuduh Israel dan Barat membunuh ilmuwan nuklir terkemuka Teheran Mohsen Fakhrizadeh. 

Zarif memperingatkan bahwa keputusan parlemen akan segera menjadi undang-undang.

Tetapi dapat dibatalkan jika sanksi terhadap Iran dicabut dan AS bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir tanpa prasyarat.

"Namun, AS perlu mengambil langkah pertama," kata Zarif.

“Kami tidak mundur, AS melakukannya,” tambah Zarif.

“Iran akan secara penuh kembali patuh, tetapi AS harus melaksanakan kewajiban mereka tanpa prasyarat," tegasnya.

"Mereka harus kembali ke kepatuhan penuh dan menormalkan hubungan ekonomi Iran dengan dunia," ungkapnya.

"Berhenti membuat kondisi baru dan tuntutan yang keterlaluan. Kami menunjukkan kepada Barat bonafid kami, sekarang saatnya bagi AS untuk menunjukkan milik mereka,” tegas Zarif.

Baca juga: Tak Butuh Waktu Lama, Iran Berhasil Identifikasi Pelaku Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Mohsen Fakhrizadeh

Baca juga: Eropa Didesak Tetapkan Peta Jalan Kesepakatan Nuklir Iran dan Tarik AS untuk Rekonsiliasi

Agresi Internasional

Pada Selasa (1/12/2020), Parlemen Iran mengesahkan RUU yang menuntut penghentian inspeksi nuklir PBB dan meminta eksekutif untuk meningkatkan pengayaan uranium.

Zarif mengatakan, pembunuhan ilmuwan nuklir Iran tersebut adalah tindakan "agresi internasional".

Dia juga menuturkan, Iran memiliki hak untuk menangguhkan kepatuhannya terhadap kesepakatan nuklir dan memulai kembali pengayaan.

Ini karena, menurut Zarif, negara-negara Eropa menyerah pada tekanan AS dan tidak melaksanakan bagian mereka dari perjanjian tersebut.

“Meski ada klaim sebaliknya, sejak Trump keluar, orang Eropa tidak dapat melaksanakan bagian mereka dari kesepakatan itu," paparnya.

Ditanya apakah dia akan terlibat kembali dengan pemerintahan baru AS setelah Biden Zarif menyatakan kesediaannya untuk memulihkan kesepakatan nuklir.

Zarif mengatakan, Iran akan melakukan bagiannya tetapi AS tidak lagi dalam posisi untuk mendikte persyaratan.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan