Rabu, 27 Agustus 2025

Virus Corona

Antisipasi Covid-19 dan Kekurangan Tenaga Kerja, Restoran Keluarga di Jepang Memanfaatkan Robot

Restoran keluarga di Jepang kini mulai menggunakan robot untuk melayani tamunya sejak September 2020. Salah satunya adalah Denny's.

Editor: Dewi Agustina
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Robot yang digunakan di restoran Denny's Jepang. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Restoran keluarga di Jepang kini mulai menggunakan robot untuk melayani tamunya sejak September 2020. Salah satunya adalah Denny's.

"Kita mulai pakai robot sejak September lalu untuk antisipasi corona dan kekurangan tenaga kerja," papar Kaneko, seorang staf Denny's kepada Tribunnews.com, Sabtu (26/12/2020).

Menurutnya, robot tersebut disewa dari kelompok usaha Softbank.

Softbank Robotics adalah perusahaan kelompok usaha Softbank yang bergerak di bidang robot secara otonom dan telah menyebarkan robotnya ke beberapa restoran keluarga di Jepang, kontrak sewa sejak September 2020.

"Servi" adalah robot yang secara mandiri melakukan perjalanan dan membawa makanan saat tamu memilih meja untuk disajikan dan memberitahukannya saat tiba di meja.

Robot yang digunakan di restoran Denny's Jepang.
Robot yang digunakan di restoran Denny's Jepang. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Robot ini dapat bergerak sambil mendeteksi dan menghindari rintangan seperti orang dan benda.

Gerakan yang tenang, ketepatan pengenalan rintangan dan orang-orang tinggi, dan penyajian dapat dilakukan dengan cepat dan stabil.

Biaya sewa adalah 99.800 yen (tidak termasuk pajak) per bulan untuk paket 3 tahun. Ini termasuk biaya perawatan dan perbaikan.

Selain kepada Denny's, juga kepada Tonden, Yakiniku Kingu, Tokyo Pepper Parlour, dan sebagainya telah mulai menggunakan robot tersebut.

Jumlah toko makanan/restoran dalam rantai besar tidak bergerak secara signifikan sebesar 1 sampai 2 persen.

Baca juga: BREAKING NEWS: Semua Warga Asing Dilarang Masuk Jepang Mulai 28 Desember 2020

Tetapi jumlah kedai minuman dan restoran keluarga, yang dilaporkan paling parah, turun 4 hingga 5 persen.

Secara khusus, jumlah bar telah mengalami tren penurunan drastis sejak sekitar tahun 2018, dan tren ini terdorong karena munculnya virus corona baru.

Bisnis restoran keluarga dikatakan seketat pub. Hingga Desember 2019, ternyata menurun, dan terus meningkat sejak Juni 2020.

Berdasarkan data per Agustus 2008, jumlah gerai telah turun ke level sebelum Juni 2018, dan dapat dikatakan penurunan permintaan mempengaruhi kinerja bisnis akibat kejenuhan pasar dan perubahan orientasi pelanggan.

Halaman
12
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan