Reaksi Pemimpin Dunia Soal Rusuh di Capitol AS, Jerman: Trump Harus Berhenti Injak-injak Demokrasi
Massa pendukung Presiden Donald Trump menyerbu masuk ke Gedung Capitol Amerika Serikat (AS), untuk membatalkan pengesahan kemenangan hasil pilpres AS
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Para pemimpin dunia pada Rabu (06/1/2021) menyatakan terkejut dan prihatin atas tindakan kerusuhan yang ditimbulkan oleh massa pendukung Presiden Donald Trump, yang menyerbu masuk ke Gedung Capitol Amerika Serikat (AS), untuk membatalkan pengesahan kemenangan hasil pilpres AS.
Aksi ini memicu kekacauan dan kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya di jantung demokrasi Amerika dan tuduhan bahwa presiden tersebut mencoba melakukan kudeta.
Petugas polisi pun berjaga-jaga saat pendukung Presiden AS Donald Trump menyerbu Capitol AS.
Hal tersebut memancing tanggapan dari pemimpin di berbagai negara.
Baca juga: FOTO-FOTO Situasi Capitol AS, Massa Bentrok dengan Polisi Anti Huru Hara di Luar Gedung
Baca juga: Sosok Ashli Babbitt, Pendukung Fanatik Trump yang Ditembak Mati Aparat Saat Demo di Capitol Hill

Dikutip dari berbagai sumber, berikut ini Tribunnews rangkum beberapa reaksi para pemimpin dunia atas insiden kerusuhan di Capitol AS pada Rabu (6/1/2021):
Jerman
Dilansir Tribunnews dari BBC, Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan insiden kerusuhan di Gedung Capitol merupakan penghinaan terhadap demokrasi.
"Musuh-musuh demokrasi akan bersukacita atas insiden tak terbayangkan dari #WashingtonDC," cuit Mass di Twitternya.
"Kata-kata menghasut berubah menjadi tindakan kekerasan -di tangga Reichstag (Gedung Parlemen Jerman) dan sekarang di #Capitol. Penghinaan terhadap institusi demokrasi memiliki efek yang menghancurkan."
"Trump dan pendukungnya harusnya menerima keputusan pemilih Amerika dan berhenti menginjak-injak demokrasi," tambah Maas.

Inggris
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dalam twitnya menggambarkan insiden kerusuhan di Gedung Capitol sebagai "aib".
Mengutip wspa.com, Johnson menambahkan bahwa Amerika Serikat adalah penjunjung demokrasi di seluruh dunia dan maka dari itu demokrasi sangat "penting", sehingga harus ada transfer kekuasaan secara damai.
Sementara, Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab memberikan tanggapannya lewat unggahan Twitter.
"AS sangat menjunjung dengan demokrasi, dan tidak ada pembenaran atas upaya kekerasan untuk menggagalkan transisi kekuasaan yang sah dan tepat," tulisnya.
