Kamis, 14 Agustus 2025

Grace Gundrum, Gadis China-Amerika Jadi Peraih Sabuk Hitam Jiu Jitsu Termuda di Amerika

Grace Gundrum dijuluki The Silent Assassin, berkat kemampuannya bertarung secara menakjubkan.

SCMP/Handout
Grace Gundrum, remaja China-Amerika meraih sabuk hitam jiu jitsu di usia 18 tahun. Ia menjadi gadis termuda di AS yang meraih sabuk paling tinggi di cabang bela diri asal Jepang itu. 

TRIBUNNEWS.COM, HONGKONG – Remaja China-Amerika, Grace Gundrum, menjadi gadis termuda di AS yang meraih sabuk hitam jiu jitsu.  

Ia mengalahkan juara dunia di usia 18 tahun. Grace Gundrum dijuluki The Silent Assassin, berkat kemampuannya bertarung secara menakjubkan.

“Saya tidak pernah berpikir saya akan sampai sejauh ini, tetapi saya tidak dapat menariknya kembali,” kata Grace yang diadopsi dan dibesarkan di AS dikutip South China Morning Post (SCMP), Senin (25/1/2021).

Di pentas jiu jitsu internasional, ia menjadi yang termuda kedua yang mendapatkan sabuk hitam Juli 2020.

Dia hanya kalah satu pertandingan kompetitif sejak usia 12 tahun, yaitu melawan sesama pemain ajaib dan juara dunia 2019, Mayssa Bastos, bulan lalu.

Gundrum digembleng maestro jiu jitsu Amerika, Eddie Bravo, di gym afiliasinya, Planet Bethlehem ke-10, di Pennsylvania.

“Tekanannya sangat kuat, tetapi Anda tidak akan pernah tahu sikap tabah Gundrum di dalam dan di luar matras,” kata Eddie Bravo memuji anak didiknya.

“Saya biasanya relatif gugup, tetapi cara saya menghadapinya adalah dengan tetap diam dan fokus pada apa yang saya lakukan,” aku Grace Gundrum.

“Bahkan seperti wawancara ini, saya sangat takut karena saya tidak terlalu pandai berbicara," imbuhnya kepada SCMP.

Gundrum berbicara bersama pelatih Zach Maslany, yang bersama JM Holland telah membantu mengasah kemampuannya di sejak masa kanak-kanak.

“Ada banyak orang yang datang dengan bakat fisik atau kemampuan untuk mengambil permainan dengan cepat, tetapi tidak banyak yang akan melatih selama dia dengan konsistensi itu,” kata Maslany.

“Jenis pikiran dan kecerdasan yang dia miliki, mengembangkan fisik sepanjang jalan, itu adalah hal yang sempurna,” lanjut Maslany, seorang pesaing Gundrum yang menjadi instruktur.

“Banyak anak tidak mematuhinya atau memiliki kemampuan untuk tetap konsisten seperti dia. Itu terus bertambah, lebih banyak pelatihan dan persaingan, dan sekarang kita di sini. Ini sangat luar biasa,” imbuhnya.

"Pria atau wanita mana pun yang keluar untuk berkompetisi di sekolah sangat berarti bagi saya, tetapi dia terutama mampu membawa kami ke level permainan tertentu yang saya sendiri tidak akan pernah bisa melakukannya, kami sangat berterima kasih," puji Maslany

Level yang dia bicarakan mengacu pada tingkatan Gundrum yang dihadapi lawan. Pada 2019, ia bermain imbang melawan empat kali juara dunia sabuk hitam IBJJF, Rikako Yuasa di Jepang.

Halaman
12
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan