Tim WHO Kunjungi Rumah Sakit di Wuhan Dalam Kontrol Ketat China
Tim peneliti WHO menuju RS Jinyintan, di mana dokter telah mengumpulkan sampel dari pasien yang menderita pneumonia tak dikenal pada akhir 2019
Penulis:
Srihandriatmo Malau
Editor:
Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, WUHAN - Tim yang dipimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyelidiki asal-usul Covis-19 dalam kendali ketat tuan rumah, China.
Hal itu terlaihat saat Tim peneliti WHO mengunjungi sebuah rumah sakit pada Sabtu (30/1/2021) di kota pusat kota Wuhan, yang merawat pasien awal virus corona.
Pada hari kedua setelah dua minggu di karantina, Tim peneliti WHO menuju Rumah Sakit Jinyintan, di mana dokter telah mengumpulkan sampel dari pasien yang menderita pneumonia tak dikenal pada akhir 2019.
"Kesempatan penting untuk berbicara langsung dengan petugas medis yang berada di lapangan pada saat kritis melawan Covid!" kata anggota tim Peter Daszak di Twitter, seperti dilansir Reuters, Minggu (31/1/2021).
Anggota tim yang meninggalkan rumah sakit tidak berbicara kepada wartawan.
Baca juga: Tim WHO Kunjungi Rumah Sakit Wuhan yang Rawat Pasien Virus Corona di Awal Pandemi
"Baru saja kembali dari kunjungan di rumah sakit Jinyintan, yang berspesialisasi dalam penyakit menular dan ditunjuk untuk merawat kasus pertama di Wuhan. Cerita sangat mirip dengan apa yang saya dengar dari dokter ICU kami," cuit anggota tim, Marion Koopmans.
WHO mengatakan pada Jumat lalu, anggota tim akan terbatas pada kunjungan yang diselenggarakan oleh tuan rumah China dan tidak akan bisa kontak dengan anggota tenaga kesehatan, karena pembatasan.
Tepat setahun yang lalu, WHO menyatakan keadaan darurat kesehatan masyarakat internasional (PHEIC), tingkat alarm tertingginya.
Rencana perjalanan kelompok ini masih belum diumumkan tetapi WHO telah mengatakan tim berencana untuk mengunjungi pasar makanan laut di pusat wabah awal serta Institut Virologi Wuhan.
Salah satu hipotesis, yang ditolak oleh China, adalah bahwa wabah ini disebabkan oleh kebocoran di laboratorium pemerintah.