Kamis, 11 September 2025

Impeachment Donald Trump

Poin-poin Inti Sidang Pemakzulan Donald Trump Hari ke-2: Cuitan Mantan Presiden Jadi Pusat Perhatian

Hari kedua persidangan pemakzulan mantan Presiden Donald Trump didominasi oleh dokumentasi rinci dan memberatkan dari peristiwa kerusuhan Capitol

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Gigih
Consolidated News Photos / US Senate Television / dpa Picture-Alliance
Dalam gambar dari televisi Senat Amerika Serikat ini, Senat AS memberikan suara untuk membebaskan Presiden AS Donald J. Trump dari semua tuduhan yang diajukan oleh Dewan Perwakilan AS dalam dua pasal pemakzulan mereka di Senat AS di Capitol AS di Washington, DC pada Rabu, 5 Februari 2020. Hari kedua persidangan pemakzulan mantan Presiden Donald Trump didominasi oleh dokumentasi rinci dan memberatkan dari peristiwa kerusuhan Capitol 

Di hari yang sama ketika Twitter mengumumkan bahwa larangannya terhadap akun Donald Trump bersifat permanen dan tidak dapat diubah bahkan jika dia memenangkan kembali kursi kepresidenan pada tahun 2024, tweet mantan presiden tersebut menjadi pusat perhatian dalam persidangan pemakzulannya.

Jamie Raskin, ketua manajer pemakzulan, sekali lagi menunjukkan pesan pasca-kerusuhan Trump.

Ia mengatakan, "ini adalah hal-hal dan peristiwa yang terjadi ketika kemenangan pemilihan umum yang sakral, dengan kejam dilucuti dari patriot yang hebat".

Setelah pernyataan pembukaan Raskin, serangkaian manajer pemakzulan menghabiskan sebagian besar presentasi mereka dengan membaca tweet Trump, menuntutnya dengan kata-katanya sendiri.

Sekarang, beberapa minggu setelah akun Twitter-nya ditutup, tweet-nya adalah Bukti A sampai Z dalam upaya untuk mengakhiri karir politiknya secara permanen.

4. Pejabat Gedung Putih menjadi obyek sasaran

Sejumlah demonstran pendukung Presiden Amerika Serikat, Donald Trump membawa mimbar pidato Ketua DPR AS, Nancy Pelosi melalui Rotunda di Gedung Kongres US Capitol di Washington DC, Amerika Serikat, Rabu (6/1/2021) waktu setempat. Ribuan pendukung Presiden Amerika Serikat, Donald Trump melakukan aksi demonstrasi dengan menyerbu dan menduduki Gedung Capitol untuk menolak pengesahan kemenangan Presiden terpilih Joe Biden atas Presiden Donald Trump dalam Pemilu Amerika 2020 lalu. Mereka menduduki Gedung Capitol setelah sebelumnya memecahkan jendela dan bentrok dengan polisi. AFP/Getty Images/Win McNamee
Sejumlah demonstran pendukung Presiden Amerika Serikat, Donald Trump membawa mimbar pidato Ketua DPR AS, Nancy Pelosi melalui Rotunda di Gedung Kongres US Capitol di Washington DC, Amerika Serikat, Rabu (6/1/2021) waktu setempat. Ribuan pendukung Presiden Amerika Serikat, Donald Trump melakukan aksi demonstrasi dengan menyerbu dan menduduki Gedung Capitol untuk menolak pengesahan kemenangan Presiden terpilih Joe Biden atas Presiden Donald Trump dalam Pemilu Amerika 2020 lalu. Mereka menduduki Gedung Capitol setelah sebelumnya memecahkan jendela dan bentrok dengan polisi. AFP/Getty Images/Win McNamee (AFP/Win McNamee)

Setelah berjam-jam presentasi tentang acara-acara menjelang 6 Januari, Delegasi Stacey E Plaskett dari Kepulauan Virgin AS dan Anggota Kongres Eric Swalwell dari California menyoroti serangan terhadap US Capitol, menit demi menit.

Menggunakan audio yang belum pernah dirilis sebelumnya dari radio polisi dan video dari kamera keamanan Capitol, mereka menceritakan kekerasan yang terjadi, dengan progres perusuh diilustrasikan di peta Capitol AS.

Manajer pemakzulan DPR mencatat pada hari sebelumnya seberapa dekat para perusuh mencapai pejabat terpilih AS.

Video menunjukkan Senator Mitt Romney berbalik dan berlari di lorong Capitol saat seorang petugas polisi memperingatkannya tentang massa yang mendekat.

Wakil Presiden Mike Pence dan keluarganya dengan cepat diantar oleh Dinas Rahasia dari tempat persembunyian mereka di dekat Lantai Senat.

"Para senator bergegas keluar gedung hanya 58 langkah dari kerumunan yang marah," kata Swalwell.

Pembantu Ketua DPR Nancy Pelosi bergegas ke ruang konferensi untuk memberitahu kongres, beberapa saat sebelum sekelompok perusuh memasuki lorong dan menggedor pintu.

Seorang perusuh berkeliaran di Capitol, memanggil dengan suara nyanyian yang mengancam, "Kami mencarimu, Nancy."

"Presiden Trump menempatkan target di punggung mereka, dan gerombolannya pergi ke Capitol untuk memburu mereka," kata Plaskett.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan