Virus Corona
Korea Utara Dikabarkan Mencoba Curi Teknologi Vaksin Covid-19 Pfizer dengan Cara Meretas
Korea Utara diduga mencoba mencuri teknologi vaksin Covid dengan meretas komputer Pfizer.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Korea Utara diduga mencoba mencuri teknologi vaksin Covid dengan meretas komputer Pfizer.
Klaim tersebut dibuat oleh Badan Intelijen Nasional Korea Selatan, menurut kantor berita Yonhap yang dikutip Mirror.
Tahun lalu, tersangka peretas Korea Utara mencoba membobol setidaknya sembilan organisasi kesehatan, termasuk Johnson & Johnson, Novavax Inc, dan AstraZeneca.
Badan intelijen Korea Selatan mengatakan telah menggagalkan upaya Korea Utara untuk meretas perusahaan Korea Selatan yang mengembangkan vaksin virus corona.
Agensi tersebut belum memberikan informasi lebih lanjut tentang peretasan tersebut.
Baca juga: Kim Jong-un Pecat Pejabat Senior Komite Sentral yang Gagal Atasi Krisis

Korea Utara memiliki sejarah panjang peretasan.
Minggu lalu muncul laporan yang mengklaim bahwa agen Kim Jong Un telah mencuri lebih dari $ 1,7 miliar mata uang kripto.
Sementara itu pada Januari lalu, Korea Utara dikabarkan sedang mengembangkan vaksin Covid-19 dengan menggunakan data yang mereka retas dari ilmuwan luar negeri.
Negara itu dikatakan telah membentuk "organisasi peretas" untuk mendapatkan informasi kunci mengenai pandemi dari negara lain, klaim Daily NK.
Sebuah sumber mengatakan kepada Daily NK, penelitian yang dilakukan oleh unit teknologi dapat digunakan untuk membuat vaksin bagi warga Korea Utara, meskipun ada klaim bahwa tidak ada satu pun kasus Covid-19 di sana.
Partai yang berkuasa telah membentuk tim spesialis bernama Bureau 325 yang ditujukan untuk meretas data virus tersebut.
Sumber itu juga mengatakan bahwa uji coba vaksin Tahap I dan Tahap II telah selesai.
Sementara uji coba Tahap III skala besar sekarang sedang berlangsung.
Tes sedang dilakukan pada para pasien di Korea Utara yang menunjukkan gejala serupa dengan orang yang menderita virus corona.
Baca juga: Korea Utara Gelar Parade Rudal Balistik Baru, Tandai Berakhirnya Kongres Partai Buruh
Baca juga: Tanya Jawab seputar Vaksin Covid-19 dengan Analis: dari Keamanan hingga Mitos

Klaim peretasan pertama kali muncul di Barat tahun lalu sebelum salah satu vaksin yang saat ini digunakan di Eropa dan AS disetujui, lapor MailOnline.